Kebakaran Hutan Tak Kunjung Henti, Kematian Dini Mengancam

Kebakaran hutan terjadi si sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya di wilayah Jawa Timur pada 1 Agustus 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/

VIVA – Kebakaran hutan berkelanjutan yang terjadi pada September-Oktober 2015 di Indonesia, ternyata juga berdampak pada kesehatan masyarakat jika tak segara ditangani. Kebakaran itu membuat lebih dari 69 juta orang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) karena udara yang tercemar.

Bahkan, menurut hasil peneliti gabungan dari Harvard University dan Columbia University dalam artikel jurnal ‘Fires, Smoke Exposure, and Public Health: An Integrative Framework to Maximize Health Benefits’ dari Peatland Restoration, jika tidak segera ditangani itu juga menimbulkan dampak kematian dini hingga 36 ribu jiwa per tahun di seluruh wilayah terdampak selama periode 2020 hingga 2030.

"Dari angka itu, 92 persen kasus kematian dini diperkirakan akan terjadi di wilayah Indonesia, 7 persen di Malaysia, dan 1 persen di Singapura," ungkap  Peneliti dari Harvard University, Tianjia Liu, dalam keterangan pers yang diterima VIVA, Selasa, 13 Agustus 2019.

Tianjia mengungkapkan, biaya pengobatannya langsung mencapai Rp1,9 triliun. Bahkan, hingga kini biaya jangka panjang belum bisa dihitung.

"Penelitian yang ada menunjukkan paparan polutan udara jangka panjang berkorelasi dengan peningkatan penyakit kronis pernafasan, penurunan kecerdasan pada anak-anak dan usia sekolah, dan kardiovaskular," ungkap dia.

Oleh karena itu, pemulihan lahan gambut di Indonesia menjadi prioritas penting. Langkah tersebut dinilai efektif karena mampu menyimpan 57 gigaton atau 20 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan hutan hujan tropis biasa atau tanah yang bermineral.

Selain itu, tim peneliti Harvard dan Columbia University merekomendasikan strategi komprehensif untuk mengurangi kebakaran dengan penekanan di lahan gambut. Menghentikan kebakaran di seluruh lahan gambut, akan mengurangi 65 persen emisi akibat kebakaran dan menekan angka kematian dini di Indonesia sebesar 65 persen, 73 persen kematian dini di Malaysia dan 70 persen kematian dini di Singapura. (ldp)