Mengenal Autisme, Seperti yang Dialami Anak Dian Sastrowardoyo

Dian Sastrowardoyo jadi Dewi Api di Jagat Sinema Bumilangit
Sumber :
  • VIVA/Ichsan Suhendra

VIVA – Secara mengejutkan, Dian Sastrowardoyo yang jarang mengumbar kehidupan pribadinya ke publik membuka rahasia keluarga kecilnya. Dalam Konferensi Special Kids Expo 2019, bintang film Kartini ini mengungkapkan bahwa anak pertamanya, Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo, ternyata sempat didiagnosis menderita autisme.

Awalnya, Dian tidak menyadari hal tersebut. Satu tanda autisme yang menonjol pada buah hatinya, kata Dian, adalah tidak memiliki ketertarikan dengan orang lain. Ciri selanjutnya, saat ingin sesuatu, sang anak tidak pernah menunjuk pada hal yang dia sukai.

"Jadi kalau mau nunjukin sesuatu saya dipegang tangannya, ternyata untuk menunjuk itu dia enggak bisa. Dan kalau ulang tahun dia tidak bisa meniup. Bahkan sampai umur 2 tahun. Kita harus latihan, ternyata sekecil meniup saja dia ada kesulitan jadi ternyata motorik yang kecil susah," kata Dian Sastrowardoyo menjelaskan.

Untuk mengenal lebih jauh seputar autisme, berikut penjelasan lengkap mengenai apa itu autisme, seperti dilansir dari WebMD, Jumat, 23 Agustus 2019, agar bunda bisa lebih waspada. 

Autisme merupakan kondisi neurobehavioral kompleks yang mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan perkembangan bahasa serta keterampilan komunikasi, yang dikombinasikan dengan perilaku berulang yang kaku.

Baca Juga: Dian Sastrowardoyo Buka Rahasia, Putranya Didiagnosis Autisme

Anak yang menderita autisme akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi. Anak akan kesulitan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Hal ini akan membuat mereka sulit untuk mengekspresikan diri, baik melalui kata-kata, gerakan, ekspresi wajah maupun sentuhan.

Anak-anak autis mungkin memiliki gerakan tubuh yang berulang dan stereotip saat bergerak, berjalan atau mengepakkan tangan. Mereka juga memiliki respons yang tidak biasa terhadap orang lain, ketertarikan pada objek, penolakan terhadap perubahan dalam rutinitas mereka, atau perilaku agresif yang cenderung merugikan diri sendiri.

Kadang-kadang, mereka terlihat seperti tidak pernah memerhatikan orang, benda, atau kegiatan di sekitarnya. Beberapa anak autis juga bisa mengalami kejang. Dan dalam beberapa kasus, kejang-kejang ini bisa terjadi sampai usia remaja.

Di hadapan media, Dian Sastrowardoyo mengatakan, setelah menjalani terapi dan perawatan hingga usia 4 tahun, kini anak laki-lakinya tersebut sudah lebih baik. Bahkan, sang anak yang awalnya tidak memiliki ketertarikan sosial kini justru mempunyai banyak teman.