Sakit Radang Tenggorokan Bisa Sebabkan Jantung Reumatik

ilustrasi batuk.
Sumber :
  • Viva.co.id/Lutfi

VIVA – Penyakit radang tenggorokan atau penyakit peradangan dalam tubuh lainnya, ternyata tidak bisa dianggap sepele. Hal itu lantaran, bila tidak diobati dengan benar dan tuntas, bisa menyebabkan penyakit jantung reumatik.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Ario Soeryo Kuncoro mengatakan, penyakit jantung reumatik ini merupakan serangan atau gangguan mendadak yang terjadi pada katup jantung. Bahkan, bila tak tertangani dengan benar, bisa menimbulkan gagal jantung yang berakibat kematian.

"Ini bukan reumatik pada sendi ya melainkan katup jantung mengalami gangguan akibat proses peradangan yang awalnya tidak tertangani dengan benar atau dengan tuntas," katanya di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.

Penyakit jantung ini ditimbulkan, setelah adanya peradangan yang terjadi berkali-kali pada tubuh, salah satunya disebabkan oleh radang tenggorokan dari bakteri Streptococcus tipe A. Biasanya terjadi pada anak-anak di usia sekolah SD sampai SMP.

Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Kongres Jantung se-ASEAN

"Karena terjadi berulang-ulang, ditambah proses penyembuhan yang tidak tuntas, menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Sehingga bakteri tersebut menyerang katup jantung dan ini yang bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang. Terlebih, biasanya akan baru disadari dan gangguan terjadi ketika sudah berusia 20 sampai 30 tahun," ujar.

Biasanya gangguan yang datang adalah gampang sesak napas, mudah lelah, hingga nyeri pada dada. Bila sudah begini, dokter akan mendiagnosa dan menangani sesuai tingkat kerusakan katup jantung. 

"Penanganannya sudah pasti berbeda, ada yang katup bocor atau penyempitan, akan dilihat oleh dokter yang menangani," ungkapnya.

Di Indonesia sendiri, kasus penyakit jantung reumatik ini masih sering ditemukan. Angkanya masih tinggi, hal ini lantaran tidak adanya deteksi dini pada saat peradangan awal terjadi. Berbeda dengan negara Asia lainnya, yang kasus seperti ini sudah jarang terjadi. Dimana, untuk Singapura dan Malaysia bisa 0, atau hampir tidak ada. Sebab, deteksi dininya yang dilakukan dengan baik.

"Kalau di kita masih banyak, karena kita sendiri belum punya alat untuk melakukan deteksi dini. Maka dari itu, gejalanya hanya bisa dilihat dari proses peradangan itu, sehingga jangan meremehkan ketika gejala radang tenggorokan menyerang. Lalu, biasakan batuk untuk menutup mulut, mencegah penularan bakteri via air liur. Ditambah, hidup sehat, gemar berolahraga dan perhatikan asupan makan," ungkapnya.