5 Dampak Paparan Gas Air Mata, Sensasi Terbakar Hingga Kerusakan Mata

Ilustrasi polisi saat menembaki gas air mata
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Aksi demo semalam di depan gedung DPR/MPR menyisakan sisa gas air mata di udara. Gas air mata sendiri berbahaya jika terhirup atau pun terpapar pada kulit dan mata karena memicu iritasi.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas air mata mengandung bahan kimia yang dapat mengiritasi mata, kulit, paru-paru dan organ tubuh lainnya. Meski gas air mata terdiri dari berbagai jenis, namun dampak yang ditimbulkan sama berbahayanya untuk tubuh.

Berikut dampak berbahaya gas air mata yang terpapar ke tubuh dikutip dari laman Self, Rabu 25 September 2019.

Meningkatkan rasa sakit

Jenis gas air mata OC dan PAVA bekerja dengan meningkatkan rasa sakit dan reseptor suhu di tubuh sehingga menimbulkan rasa sakit. Meski hanya terpapar dalam jumlah sedikit, partikelnya akan diserap kulit dan masuk ke membran mukus lalu memicu rasa sakit selama satu setengah jam lamanya.

Sensasi terbakar

Secara umum, gas air mata menyebabkan sensasi terbakar di mata dan membran lainñya seperti paru-paru. Efeknya membuat mata dan hidung berair serta sakit dada. Tak sedikit juga yang berakhir dengan sakit kepala dan muntah.

Abrasi mata

Jika paparannya masih sekitar 20-30 menit, gas air mata tidak menimbulkan bahaya berlebih. Namun jika paparan terlalu lama dan banyak tak menutup kemungkinan membuat reaksi kronis di tubuh seperti abrasi mata. Kondisi tersebut di mana akan ada goresan transparan di bagian depan mata yang memicu rasa sakit.

Infeksi saluran napas

Paparan gas air mata yang lebih dari satu jam bisa membuat cedera paru permanen seperti infeksi saluran napas. Mereka yang sudah memiliki gangguan pernapasan seperti asma, lebih berisiko alami hipoksia, di mana tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.

Trauma pada anak

Jika ada anak-anak yang terpapar gas air mata, ini akan lebih menyulitkan karena kulit mereka lebih lemah dibandingkan kulit orang dewasa. Paparan tersebut bisa membuat dampak kronis pada kulit, mata, mulut dan hidung anak. Hal ini turut memicu dampak psikis sehingga rentan terjadi trauma pada anak. (ldp)