Tips Meminimalisir Risiko Vape

Ilustrasi vape.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Rokok elektrik atau vape kini dinilai bisa jadi penghantar untuk berhenti merokok. Hal tersebut disampaikan Dokter Arifandi Sanjaya dalam diskusi #sayapilihvape baru-baru ini. Namun begitu, Arifandi tetap mengimbau untuk langsung berhenti merokok.

“Kalau bisa, tapi kan tidak semua orang bisa. Makanya, vape ini sebagai jembatan untuk orang yang mau berhenti merokok. Karena sensasinya memang mirip rokok,” kata Arifandi.

Arifandi juga menyebut vape lebih baik ketimbang rokok konvensional. Baik itu dari derajat pemanasan maupun zat kimia yang terbentuk dari proses pemanasan tersebut. Hal itu juga tercermin dari pasien yang berobat padanya.

“Beberapa pasien saya sempat nyoba (vape). Ternyata yang punya amandel, punya asma, lebih jarang kambuh dibanding saat masih menggunakan rokok,” katanya.

Namun Arifandi juga tidak memungkiri ada risiko yang ditimbulkan vape. Hanya saja ia berujar, risiko itu bisa diminimalisir dengan bekal informasi yang cukup dalam penggunaannya. 

Ia pun membagikan tips agar risiko vape bisa diminimalisir. Pertama perawatan dari mod atau alat vapenya itu sendiri. Mulai dari baterai sampai bagian lainnya. 

”Jangan overcharging. Kalau pembungkusnya sudah rusak ya harus dibenerin lagi. Yang namanya kawat, kapas, tentu ada masa berlakunya. Kalau sudah dipakai tiga sampai empat hari harus diganti," ujarnya.

Kedua, penggunaan liquid. Baiknya para pemakai vape menyesuaikan jumlah liquid dengan tingkat konsumsi nikotin saat masih menggunakan rokok konvensional.

”Yang penting jangan over (berlebihan),” ucapnya.

Meski lebih aman dibandingkan rokok, Arifandi menyarankan para vapers untuk tetap menjalankan pola hidup sehat. Dengan cara seperti banyak mengonsumsi air putih dan berolahraga.

Efektifitas vape sebagai alternatif menekan jumlah perokok itu sejalan dengan hasil penelitian di Inggris. Action on Smoking and Health (ASH) mengumumkan hasil temuan tersebut.

Badan amal kesehatan yang bekerja untuk menghilangkan bahaya disebabkan penggunaan tembakau itu mengungkapkan, sekitar 3,6 juta orang di Inggris merupakan pengguna vape dengan status mantan perokok pada 2019. 

Temuan yang dirilis pada akhir September 2019 itu mencatat, berdasarkan data kantor pusat statistik nasional, terdapat sekitar 7,2 juta perokok di Inggris pada tahun 2018. Sementara dari total pengguna vape, sebanyak 54,1 persen di antaranya adalah mantan perokok.