Setop Makan Daging, Ini Efeknya pada Tubuh Kamu

Imago/Westend61
Sumber :
  • dw

Daging dan beragam protein yang terkandung di dalamnya dipercaya sebagai bagian penting dalam diet kita. Namun, sesuatu yang berlebihan juga terbukti tidak baik, seperti protein yang berlebihan. Bila memang daging adalah hal yang krusial dalam diet kita, adakah hal positif yang dapat terjadi pada kita bila kita berhenti mengonsumsi daging? Mari simak rangkuman beberapa studi berikut.

Mengurangi kadar peradangan

Jika Anda makan daging atau produk olahan, Anda kemungkinan mengalami peningkatan kadar peradangan dalam tubuh Anda. Peradangan jangka pendek, seperti akibat cedera adalah hal normal. Tapi peradangan yang berlangsung lama sebaliknya. Diet nabati secara alami membantu anti peradangan karena seratnya tingi dan mengandung antioksidan.

Mengurangi kadar kolesterol

Kadar kolesterol yang tinggi adalah risiko utama penyakit jantung dan stroke. Lemak jenuh- ditemukan terutama dalam daging. Studi menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi sayuran, kadar kolesterolnya turun hingga 35%. Pola makan nabati mengurangi kolesterol karena nabati rendah kadar lemak jenuh dan bahkan banyak yang tak mengadung kolesterol. Riset membuktikan, kedelai menurunkan kolesterol.

Menjaga mikrobioma meningkatkan kesehatan

Mikrobioma -- trilyun mikroorganisme dalam tubuh-- membantu pencernaan, menghasilkan nutrisi penting, melatih sistem kekebalan, menjaga jaringan usus, melindungi dari kanker, diabetes, aterosklerosis, radang usus, dan penyakit hati. Makanan nabati membantu membentuk mikrobioma usus yang sehat. Serat dalam makanan nabati mendorong pertumbuhan bakteri "ramah" dalam usus kita.

Mengubah kerja genetika

Para ilmuwan membuktikan faktor lingkungan dan gaya hidup dapat mempengaruhi genetika. Contohnya, antioksida dan nutrisi lain yang kita makan dapat mengoptimalkan bagaimana sel-sel dalam tubuh memperbaiki DNA yang rusak. Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup, termasuk pola makan nabati, dapat menurunkan risiko kanker prostat.

Mengurangi kemungkinan diabetes tipe 2

Protein hewani, terutama daging merah dan olahan, meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengapa daging penyebab diabetes tipe 2? Lemak hewan, zat besi dalam hewan, dan pengawet nitrat dalam daging ditengarai menjadi aktor utama perusak sel-sel pankreas, memperburuk peradangan, menyebabkan kenaikan berat badan dan merusak efisiensi fungsi insulin.

Mendapatkan kecukupan protein

Kelebihan protein tidak membuat badan menjadi lebih kuat atau lebih ramping. Protein berlebih disimpan sebagai lemak atau berubah menjadi limbah, dan protein hewani adalah penyebab utama kenaikan berat badan, penyakit jantung, diabetes, peradangan, dan kanker. Sebaliknya, protein nabati melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis. Nabati juga mampu memenuhi kebutuhan kalori dan protein.

Menurunkan berat badan

Studi yang diterbitkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan, jika seseorang memakan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, lebih mudah mengalami penurunan berat badan daripada dengan yang non vegetarian.

Kulit lebih cerah

Menurut ahli gizi Susan Tucker MD, jumlah asupan tinggi mineral, antioksidan dan serat yang termasuk dalam pola makan nabati membantu terjadinya detoksifikasi dan menyebabkan kulit lebih cerah. Diet nabati dapat mengatasi masalah kulit yang umum, seperti eksim dan jerawat.

Berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi daging terbukti memiliki begitu banyak keuntungan. Bila memang berencana untuk berhenti mengonsumsi daging, kita dapat memulainya dengan pola makan seperti 3 hari tanpa daging dalam seminggu. Dengan maraknya tren untuk meninggalkan konsumsi daging yang dikarenakan banyak hal seperti kesejahteraan alam dan produksi daging yang tidak etis, banyak orang yang memilih untuk memilih untuk menghindari daging sepenuhnya. Bagaimana dengan anda?