Cuaca Panas Bisa Picu Heatstroke, Ini Gejalanya

Ilustrasi berkeringat/keringat berlebih.
Sumber :
  • Pixabay/ Barabarabonanno

VIVA – Belakangan ini, beberapa wilayah di Indonesia dilanda suhu panas yang cukup tinggi. Siang hari ini, suhu di Jakarta suhu mencapai 34 derajat Celcius. Bahkan beberapa hari lalu di Ciputat Tangerang mencapai 39,6 derajat celcius pada Rabu 23 Oktober 2019 lalu.

Tentunya cuaca terik yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia bisa berdampak pada kesehatan salah satunya heatstroke atau sengatan panas. Heatstroke sendiri merupakan kondisi di mana tubuh mengalami perubahan suhu yang sangat cepat, akibat dari kontak yang terlalu lama atau aktivitas fisik dalam suhu tinggi.

Terkait dengan hal tersebut, Sesditjen P2P Kementerian Keseharan, dr. Achmad Yurianto menyebut hingga saat ini Kementerian Kesehatan belum mendapatkan data kasus heat stroke yang naik secara signifikan akibat dari perubahan cuaca ini. Hal ini kata dia karena heatstroke tidak terjadi secara tiba-tiba, umumnya diawali dengan dehidrasi yang dibiarkan yang berakibat heatstroke.

“Diawali kelelahan panas akibat dehidrasi sedang ringan mulai dari gagal fokus konseterasi enggak bagus kemudian kesadaran enggak on seperti mau tidur itu tanda-tanda kesadaran mau turun,” kata dia di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Jumat 25 Oktober 2019.

Dia melanjutkan, heatstroke itu, permasalahan dehidrasi berat otak disertai dengan bengkaknya otak maka kesadarannya bukan turun tapi sense of reality berubah. Perubahan ini kata dia, bukan sesuatu yang mudah terjadi, sebab tentunya mekanisme ini akan rawan terhadap orang yang dari awal memang membawa penyakit sebelumnya.

Dia melanjutkan bahwa seseorang yang memang memiliki penyakit bawaan sebelumnya rentan mengalami gangguan kesehatan terutama saat perubahan cuaca yang cukup terik beberapa waktu belakangan ini. Sebut saja penderita jantung kronis, jika dirinya tidak terhidrasi dengan baik, dirinya bisa mengalami gagal jantung.

“Dehidrasi ringan-sedang pada penderita jantung kronis itu bisa menyebabkan kegagalan jantung, dehidrasi ringan-sedang pada penderita gagal ginjal bisa gagal ginjal itu makin mempercepat gagalnya karena sudah struktur awalnya sudah tidak baik. Tapi kalau orang yang sehat bugar enggak akan mudah terjadi hal demikian,” kata dia.

Achmad menjelaskan, masyarakat tidak perlu panik dengan adanya perubahan cuaca yang terik yang diprediksi akan terjadi hingga akhir bulan ini. Dia menjelaskan masyarakat bisa melindungi dirinya dengan memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. 

Selain itu, batasi secara langsung aktivitas di luar ruangan dan melakukan proteksi seperti menggunakan topi, payung serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat dengan baik.