Hasil Penelitian Menyebut Teh Hitam Baik untuk Cegah Seragan Jantung

Teh hitam.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Serangan jantung menjadi penyebab kematian yang dikhawatirkan oleh banyak orang. Penyebabnya, bisa terjadi saat pembuluh darah arteri menyempit karena penumpukan plak. Jika suplai darah ke sebagian jantung terhambat akibat penyumbatan, maka jantung bisa berhenti bekerja.

Untuk mencegahnya ternyata bisa dilakukan dengan mudah, yakni hanya dengan mengkonsumsi teh hitam. Menurut data yang diterbitkan pada tahun 2012 di Food & Function, teh hitam dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan stroke dari 10 persen menjadi 20 persen.

Pada tahun 2000, salah satu studi terbesar tentang dampak minum teh pada kesehatan jantung diterbitkan dalam Arteriosclerosis, Thrombosis dan Vascular Biology. Studi ini diikuti lebih dari 37.000 orang di Belanda selama 13 tahun.

Melansir dari Express.co.uk, Kamis 7 November 2019, hasil penelitian menyebut, orang yang minum banyak teh lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyakit jantung daripada yang tidak meminumnya.

Baca juga: Temulawak bisa atasi penyakit Hepatitis, mitos atau fakta?

Partisipan yang minum tiga sampai enam cangkir teh per hari memiliki kemungkinan 45 persen lebih rendah terkena serangan jantung, jika dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsinya sama sekali, dan 36 persen lebih daripada yang mengkonsumsi lebih dari enam cangkir teh hitam per hari.

Studi yang diterbitkan oleh Preventive Medicine tahun 2012, menemukan fakta, bahwa minum tiga cangkir teh hitam per hari selama 12 minggu menyebabkan penurunan antioksidan yang signifikan terhadap kadar gula darah, serta melindungi seseorang dari stres oksidatif dan peradangan.

Studi ini juga menyebut, guna mendapat hasil perlindungan yang maksimal untuk serangan jantung, teh harus dinikmati sepanjang hari karena berfungsi sebagai antioksidan. 

Sebuah studi tahun 2004 di Circulation, menemukan bahwa ketika tikus diberi diet kolesterol tinggi dan kemudian disuntikkan dengan ekstrak teh, mereka memiliki plak 55 persen lebih sedikit di arterinya setelah tiga minggu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, delapan faktor risiko bagi seseorang yang mengalami serangan jantung termasuk penggunaan alkohol, penggunaan tembakau, tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh yang tinggi, kolesterol tinggi, glukosa darah tinggi, asupan buah dan sayuran yang rendah, dan aktivitas fisik yang tidak aktif.