Hal Ini Bisa Membuat Proses Bayi Tabung Tidak Berhasil

Ilustrasi tes darah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Bagi para pasien yang mengidap masalah kesuburan, memilih untuk melakukan prosedur Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro (IVF) atau yang dikenal dengan bayi tabung menjadi pilihan. 

Meski teknologi sekarang sudah canggih, namun tetap saja belum bisa mencapai kehamilan 100 persen. Siska Hernando, Business Development Manager dari pusat kesuburan Alpha IVF di Malaysia mengatakan bahwa apa yang bisa menyebabkan pasien gagal IVF itu bisa bervariasi.

"Banyak hal, bisa saja kondisi di dalam rahim yang tidak optimal meskipun kita sudah berhasil mendapatkan embrio dengan kualitas yang bagus. Puncanya tidak bisa diselidiki secara tepat,namun para peniliti berusaha untuk mencoba cara cara untuk bisa meningkatkan peluang untuk implantasi, seperti tes Endometrial Receptivity Analysis (ERA) untuk mencari waktu yang tepat untuk memindahkan embrio ke dalam rahim" ujarnya kepada VIVA dalam acara peluncuran pusat rawatan kesuburan Alpha IVF di Kota Damansara Malaysia, Jumat 8 November 2019.

Selain itu Siska mengatakan bahwa Alpha IVF selalu terbuka kepada pasien, bahwa IVF itu tidak bisa menjamin kesuksesan 100 persen pada pasien. Namun dengan teknologi yang ada, Alpha IVF Malaysia telah mencatat tingkat kehamilan klinis setinggi 82,9 persen dengan penggunaan teknologi yang canggih dan teknik perawatan yang inovatif.

"Jadi upaya yang bisa dilakukan adalah mendapatkan banyak telur, mendapatkan dan persenyawaan embrio yang bagus dengan teknologi kami," ujarnya.

Tak hanya itu, sebelum pemindahan embrio ke dalam rahim,  akan mengoptimalkan kondisi rahim dengan menggunakan obat-obatan supaya kondisinya kondusif. "Tapi setelah segala upaya dilakukan tetap saja apa yang terjadi di dalam kita tidak bisa menebak."

Menambahkan, soal apa yang menggagalkan proses bayi tabung ternyata ada hal-hal pemicunya. Dilansir laman Infertility Aide, hal-hal itu di antaranya kurangnya kualitas embrio, respons ovarium yang buruk sehingga tidak bisa hasilkan telur yang banyak, buruknya kualitas sperma, gagal implan karena adanya polip atau kista, juga pertumbuhan endometrium yang tidak optimal.