Hari Diabetes Sedunia, Yuk Jalani Pola Hidup Lebih Sehat!

Ilustrasi makanan sehat.
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Hari ini, 14 November 2019, diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa diabetes bukanlah penyakit main-main. Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi masalah kesehatan serius dan mampu menggerus harapan hidup.

Mirisnya, Indonesia Diabetic Federation (IDF) pada 2017 mencatat, Indonesia masih berada di urutan ke-6 di dunia yang memiliki sekitar 10,3 juta penyandang diabetes di rentang usia 20–79 tahun.

Terkait dengan prevalensi diabetes di Indonesia, data Riskesdas Litbangkes tahun 2018 dan Konsensus PERKENI 2015, menyebutkan di Indonesia, sebanyak 75 persen dari total penyandang diabetes, belum menyadari dirinya mengidap diabetes.

Baca Juga: Djaduk Ferianto Dimakamkan Samping Makam Ayahnya

Adapun 25 persen penyandang diabetes yang sudah menyadari dirinya menyandang diabetes, hanya 17 persen yang menjalani terapi diabetes, sedangkan 8 persen tidak menjalankannya. Inilah yang bisa menyebabkan banyaknya penyandang diabetes terkena komplikasi.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia menunjukkan peningkatan angka prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada 2018. Sehingga estimasi jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, kebutaan dan gagal ginjal, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Ditemui saat media briefing Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia, Konsultan Metabolik Endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD, FINASIM, menyatakan bahwa masyarakat harus terus disadarkan akan horornya penyakit ini.

“Diabetes adalah silent killer dan ibu dari segala penyakit atau induk dari berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner dan disfungsi ereksi. Diabetes disebut silent killer karena banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya menyandang diabetes,” ujarnya di KalCare Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu 13 November 2019.

Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa gejala diabetes yang sering muncul antara lain, rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, sering merasa ngantuk, sering merasa lapar dan lemas.

Diagnosis dan tindakan cepat menjadi titik awal untuk hidup sehat dengan diabetes. Semakin lama diabetesnya terdiagnosis dan diobati, akibatnya akan lebih buruk bagi penyandang diabetes.

“Mengontrol diabetes adalah komitmen harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Karena dengan melakukan pengontrolan dan penanganan diabetes yang tepat dapat menghindari komplikasi akibat diabetes,” kata dia.

Adapun menurut Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik di RSCM, MRCCC dan Jakarta Heart Centre, membenarkan bahwa bagi penyandang diabetes, bijak dalam memilih nutrisi diabetes yang tepat adalah langkah awal dan penting untuk mengontrol gula darah agar tetap stabil.

“Pola makan untuk penyandang diabetes bukan berarti berbeda dengan orang pada umumnya. Tapi sebenarnya berupa panduan pola makan dengan berbagai makanan bergizi dalam takaran porsi yang tepat dan mengikuti waktu makan yang rutin," ujar Fiastuti memberikan tips sehat di momen Hari Diabetes Sedunia.

Diet untuk penyandang diabetes yang dimaksud adalah tetap melakukan pola makan dengan gizi seimbang yang mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, dan mineral.

Pola makan yang tepat untuk penyandang diabetes terdiri dari tiga prinsip atau 3J, yaitu tepat jadwal, jumlah, dan jenis. Tepat jadwal yaitu penderita diabetes dianjurkan untuk makan tiap 3 jam, yang terdiri dari tiga kali makan (sarapan, makan siang, dan makan malam) dan tiga kali selingan. Tepat jumlah artinya kebutuhan kalori harian harus disesuaikan dengan berat badan, usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Selamat Hari Diabetest Sedunia !