Heboh Artis Pamer Saldo ATM, Gejala Narsis?

Ria Ricis di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Sumber :
  • Instagram @riaricis1795

VIVA – Belakangan ini Indonesia banyak dihebohkan dengan cerita public figure yang memamerkan hartanya masing-masing. Seperti Raffi Ahmad yang tak segan menunjukan saldo atm di vlog pribadinya atau selebgram Ria Ricis yang tak segan memberitahu isi uang di dalam atm.

Banyak artis yang menyebut hal tersebut tak baik bahkan bahaya untuk dilakukan. Tak sedikit juga yang mengaitkan aktivitas pamer tersebut sebagai gangguan kesehatan jiwa. 

Menurut dokter ahli kesehatan jiwa dr. Alvina, SpKJ, perilaku memamerkan harta yang dilakukan public figure belakangan ini belum tentu merupakan gangguan jiwa. Kita harus melakukan evaluasi secara lengkap terlebih dahulu sebelum menyimpulkan atau menegakkan diagnosis gangguan jiwa tertentu. 

“Untuk kasus public figure, bisa saja perilaku memamerkan harta adalah bagian dari pekerjaan mereka di dunia hiburan untuk meningkatkan popularitas mereka,” ujar dokter yang praktik di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Barat, dikutip dari siaran pers, Jumat 22 November 2019.

Bila sikap pamer seseorang dikaitkan dengan gangguan jiwa, tentunya perilaku tersebut akan disertai ciri-ciri lainnya seperti merasa diri yang paling penting, fantasi berlebih tentang kesuksesan, kekuatan, kepintaran, atau kecantikan, keyakinan bahwa dirinya unik, istimewa, dan hanya bisa dimengerti oleh orang-orang spesial tertentu.

Selain itu, gejalanya juga melingkupi adanya kebutuhan untuk diakui berlebihan dan kurang empati, perilaku eksploitatif, iri pada orang lain atau yakin bahwa orang lain iri pada dirinya, serta adanya perilaku arogan dan nakal yang menetap dimulai pada masa dewasa muda. Jika ciri-ciri tersebut terdeksi, maka ada kemungkinan seseorang mengalami gangguan kepribadian narsisistik. 

“Narsisistik adalah gangguan kepribadian di mana seseorang menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi,” ujar dr. Alvina, SpKJ.

Untuk kebiasaan pamer yang termasuk gangguan kepribadian narsisistik, biasanya orang tersebut memiliki masalah dengan rasa kepercayaan diri dan rasa keberhargaan diri (self confidence dan self worth) sehingga butuh untuk terus menerus mendapatkan pengakuan.

Tujuan seseorang melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam gangguan kepribadian narsisistik adalah untuk memperoleh kepuasan pribadi walaupun bersifat sementara, untuk memiliki teman atau relasi walaupun bersifat sementara, dan agar dirinya dianggap penting atau istimewa. Dampak narsisistik terhadap diri seseorang adalah bisa muncul gangguan jiwa lainnya seperti gangguan mood ataupun muncul masalah dalam relasi.

Gangguan narsisistik ini biasanya dilakukan berulang karena memang sudah bagian dari ciri-ciri kepribadiannya. Biasanya, orang yang mengalami gangguan narsisistik dapat sembuh dengan cara dirinya akan menyadari ada yang salah bila berulang kali mengalami kegagalan dalam relasi.

“Orang yang mengalami gangguan narsisistik cenderung tidak menyadari bahwa dirinya mengalami narsisistik sampai ia mengalami masalah relasi yang berulang,” ujar dia.