Ternyata Stres Juga Bisa Picu Diabetes, Ini Alasannya

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Manajemen diabetes adalah proses seumur hidup. Selama ini pasien diabetes wajib untuk selalu mengontrol gula darahnya. Tapi, yang tidak banyak diketahui, bahwa stres juga bisa menjadi pemicu terjadinya diabetes. Mengapa?

Stres dapat menjadi penghalang utama untuk kontrol glukosa yang efektif. Hormon stres dalam tubuh dapat secara langsung memengaruhi kadar glukosa. Jika kamu mengalami stres atau perasaan terancam, tubuh akan bereaksi. Ini disebut respons fight-or-flight. Respons ini meningkatkan kadar hormon dan menyebabkan sel-sel saraf  terbakar.

Selama respons ini, tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol ke dalam aliran darah  dan laju pernapasan meningkat. Tubuh kamu mengarahkan darah ke otot-otot dan anggota badan, yang memungkinkan kamu untuk melawan situasi.

Tubuh kamu mungkin tidak dapat memproses glukosa yang dilepaskan oleh sel-sel saraf yang menembak jika kamu menderita diabetes. Jika kamu tidak dapat mengubah glukosa menjadi energi, ia menumpuk di dalam aliran darah. Ini menyebabkan kadar glukosa darah naik.

Stres yang terus-menerus dari masalah jangka panjang dengan glukosa darah juga dapat melemahkan secara mental dan fisik. Ini mungkin membuat pengelolaan diabetes sulit. Meski demikian, stres dapat memengaruhi orang secara berbeda. Jenis stres yang alami juga dapat berdampak pada respons fisik tubuh.

Ketika orang dengan diabetes tipe 2 berada di bawah tekanan mental, mereka biasanya mengalami peningkatan kadar glukosa darah mereka. Penderita diabetes tipe 1 mungkin memiliki respons yang lebih bervariasi. Ini berarti bahwa mereka dapat mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah mereka.

Saat kamu berada di bawah tekanan fisik, gula darah juga dapat meningkat. Ini bisa terjadi ketika kamu sakit atau terluka. Ini dapat memengaruhi orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2.