Kisah Perawat di Wuhan, Tetap Bekerja Meski Bisa Tertular Virus Corona

Perawat di rumah sakit di Wuhan, China.
Sumber :
  • Guangzhou Daily

VIVA – Virus Corona yang mewabah di kota Wuhan, China, membuat masyarakat dunia waspada. Apalagi, virus corona tersebut juga sudah menyebar hingga ke berbagai negara Asia bahkan Amerika Serikat.

Jumlah korban tewas yang tercatat di China akibat virus Corona ini sudah mencapai 25 orang dan ada 830 kasus virus Wuhan yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. 

Fenomena virus Corona yang terus bergejolak ini sudah tentu membuat staf di rumah sakit khususnya di China menjadi sangat kerepotan. Kondisi ini juga menempatkan para staf rumah sakit pada risiko tinggi tertular virus itu karena mereka melakukan kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi coronavirus.

Telah dilaporkan bahwa sekitar 15 staf medis di garis depan telah terinfeksi virus selama tugas mereka. Siaran Radio dan Televisi Wuhan mengirim seorang reporter ke pusat wabah untuk mendokumentasikan apa yang harus dialami oleh para profesional medis di tengah wabah epidemi ini.

Dalam laporan tersebut, salah satu staf yang diwawancara mengaku tidak takut terinfeksi virus Corona karena merawat para pasien yang terpapar virus ini. 
 
"Saya pikir saya akan baik-baik saja karena saya masih sangat muda ... tetapi jika saya terpapar virus, saya yakin rekan-rekan saya akan menyelamatkan saya," katanya seperti dikutip dari laman World of Buzz

Selain harus merawat pasien yang terinfeksi, perawat harus berusaha keras untuk memastikan keselamatan mereka. Mereka harus mengenakan jas dan masker yang pengap dan tidak nyaman, dan proses memakainya bisa memakan waktu hingga 20 menit. Perawat juga harus mengganti masker setidaknya setiap empat jam sekali.

Mereka juga harus bekerja dalam tiga shift, dengan shift pagi yang lebih pendek dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam dan dua shift lainnya yang masing-masing dapat berjalan dari delapan hingga 10 jam. Mereka harus melakukan ini sambil mengenakan pakaian pelindung yang pengap.

Selain itu, pergi ke toilet bisa menjadi proses yang membosankan. Perawat akhirnya mengurangi konsumsi air dan akhirnya hanya minum air sekali setiap shift sehingga mereka tidak harus pergi ke toilet.

Salah satu perawat yang menderita demam meminta untuk kembali sesegera mungkin, yang menunjukkan tingkat pengabdian yang tinggi untuk pekerjaan mereka.

Tenaga medis ini dengan sukarela mengakui bahwa berada di rumah sakit di Wuhan untuk waktu yang lama dapat menjadi salah satu tempat paling berbahaya, tetapi mereka menolak untuk meninggalkan orang-orang yang membutuhkan bantuan mereka.