Konsumsi Daging Merah Ternyata Tidak Ramah Lingkungan, Mengapa?

Daging merah.
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Mengonsumsi daging merah selama ini seringkali dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, kanker hingga gagal ginjal. Hal yang juga tidak banyak diketahui bahwa mengonsumsi daging merah juga ternyata tidak ramah lingkungan.

Semakin banyak mengonsumsi daging merah akan berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Sederhananya, selain memiliki sejumlah risiko kesehatan, konsumsi daging merah juga berdampak buruk bagi lingkungan. Meski saat ini jumlah konsumsi daging merah masyarakat Indonesia masih tergolong rendah,

"Ada lebih dari 30 studi yang menunjukkan peran red meat konsisten terhadap penyakit kardiovaskular, bahkan kematian," ucap Komisioner Eat Lancet Dr. dr. Rina Agustina saat media briefing Hari Kesehatan Nasional ke-55, di Kementerian Kesehatan RI, Jumat, 18 Januari 2019.

Terkait dengan dampaknya pada lingkungan, Rina menyebut konsumsi daging merah secara umum meninggalkan limbah yang akan berdampak pada lingkungan. Rina menjelaskan bahwa kotoran hewan seperti sapi dan kambing, serta sisa olahan daging merah inilah yang kemudian menimbulkan gas emisi.

"Mereka itu meninggalkan waste, baik buang air maupun tulang dan dari gas emisi yang paling tinggi dari red meat. Itu bisa lebih dari 40 kali lipat dari pangan lainnya," ujar Rina.

Rina menambahkan, dalam proses peternakan, hewan seperti kambing dan sapi juga membutuhkan tempat yang cukup luas serta konsumsi air yang cukup tinggi.

"Kalau kita lihat penggunaan hidrogen juga bisa sampai 10 kali lipat dari komoditas lain. Namun, pesan utamanya bukan menghindarkan daging merah sama sekali, tapi dengan mengonsumsi makanan yang lebih bervariasi, baik dari hewani dan nabati," tuturnya. (art)