Alasan Konsumsi Kecap Harus Dibatasi

Ilustrasi kecap manis
Sumber :
  • Pixabay/PublicDomainPictures

VIVA – Kecap adalah produk fermentasi kedelai. Rasanya yang manis dan gurih seringkali menjadi salah satu bumbu wajib yang ada di beberapa jenis makanan. Namun, tak sedikit yang berasumsi bahwa mengonsumsi kecap dapat berdampak kurang baik pada tubuh.

Rasa lezat yang dihasilkan dari penambahan kecap ke dalam masakan sebenarnya adalah MSG alami yang terbentuk dari proses fermentasi. Karena proses fermentasi ini, struktur protein di dalam kedelai terpecah-pecah menjadi berbagai macam asam amino. Berbagai asam amino ini bercampur dengan garam yang ditambahkan, membentuk kandungan umami yang tinggi sekali dan tercipta rasa gurih.

Ternyata rasa gurih terjadi karena kecap memiliki MSG alami dalam proses fermentasi kedelai dan penambahan larutan garam (brine). Selain memberi rasa gurih, MSG ini juga berperan sebagai bahan pengawet agar kecap lebih tahan lama.

"Karena MSG di kecap mengandung komponen garam, maka pemakaiannya harus dibatasi. Sebaiknya hanya untuk bumbu di dapur saja agar konsumsinya tidak berlebihan," ujar spesialis gizi klinis, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi,SpGK., dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Kamis, 23 Mei 2019.

Juwalita juga menyarankan pemakaian sendok makan untuk menakar kecap. Disarankan agar membatasi kecap hanya 2 sendok makan dalam sehari (baik sebagai bumbu masakan di dapur atau penambahan pada makanan di piring).

"Maksimal 2 sdm bagi yang tidak memiliki riwayat diabetes. Sementara untuk yang memiliki riwayat diabetes, cukup 1 sdm kecap dalam sehari," kata dia.(nsa)