Begini Caranya Agar Daging Tak Alot saat Masak Soto Betawi

Soto Betawi.
Sumber :
  • VIVA/Bimo Aria Fundrika

VIVA – Bagi orang Jakarta, tentu sudah tidak asing lagi dengan hidangan soto Betawi. Kuliner yang satu ini tak lain ialah hidangan khas Betawi asli. Meski demikian, masih banyak yang keliru ketika mengolah hidangan dengan bahan dasar daging sapi ini. Terutama dalam mengolah daging sapi itu sendiri.

Banyak orang kerap mengeluhkan bahwa daging yang disajikan cenderung keras, bahkan alot ketika digigit. Hal ini umumnya karena tidak tepat dalam memilih daging dan juga pengolahan yang kurang baik. Lalu, seperti apa agar daging di soto Betawi tidak keras dan alot?

Dalam acara Accor Culinary Journey,Executive Chef Mercure Convention Center, Nur Rahmat memberikan tips mengolah daging agar tidak keras saat melakukan live cooking di Pullman Central Park, Jakarta Barat. Menurutnya, yang harus menjadi perhatian ialah memilih daging yang berkualitas.

"Kuncinya itu dari disentuh, dilihat, diraba dan dicium. Kalau diraba berlendir, artinya dia terkontaminasi. Kemudian dicium baunya apakah ada bau tidak sedap dan berlendir atau tidak," ucap Rahmat, Selasa, 25 Juni 2019.

Ia mengatakan, jika lendir berlebih artinya daging itu sudah tidak segar. Selain itu, daging yang segar menurut Rahmat juga memiliki warna merah yang alami. Artinya warna daging yang segar dan berkualitas cenderung lebih cerah. Jika warnanya tidak cerah, patut diduga bahwa daging tersebut tidak segar.

Kemudian, hal selanjutnya yang juga mesti diperhatikan ialah pada saat pengolahan. Menurutnya, banyak orang yang tidak sabar saat memasak soto Betawi dan menggunakan api besar.

"Padahal pada masa lalu itu dulu apinya api kecil. Jadi ingat api kecil yang membawa cita rasa Indonesia lebih baik. Untuk waktunya itu hampir sekitar satu jam kalau mau empuk banget," katanya.

Dengan demikian, daging yang disajikan akan lebih segar, berkualitas dan tentunya tidak keras dan alot. Selain soto Betawi, dalam kesempatan yang sama juga disajikan gabus pucung. Hidangan ini sendiri juga merupakan kuliner khas Betawi yang mulai jarang ditemui. Kuliner ini bahkan juga masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.