Generasi Z Disebut Jauh Lebih Baik Dibandingkan Milenial

Generasi Z.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Generasi milenial tak lama lagi akan digeser keberadaannya dengan kehadiran penerus mereka, yaitu generasi Z atau Gen Z.

Menurut analisis baru dari Bloomberg of United Nation data, Gen Z akan memiliki jumlah 32 persen dari populasi global di tahun 2019. Angka ini akan mengalahkan jumlah generasi milenial yang menurut laporan adalah mereka yang lahir di antara tahun 1980-2000.

Laporan tersebut juga menyatakan, jumlah generasi milenial meliputi 31,5 persen dari 7,7 miliar populasi.

Dilansir dari laman The Independent, Kamis, 23 Agustus 2018, Gen Z bisa digunakan untuk mengklasifikasikan anak-anak yang lahir dari tahun 2001 hingga 'kelompok generasi' berikutnya muncul.

Menurut sebuah laporan di tahun 2015 yang berjudul Rise of Gen Z: New Challenge for Retailers, yang ditulis oleg Marcie Merrimen, seorang direktur eksekutif di Ernst and Young LLP, milenial disebut lebih fokus pada diri mereka sendiri dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lebih muda, yang secara komparatif lebih mawas diri.

Di dalam laporan tersebut, Merrimen menulis, “Orang-orang lebih muda menempatkan penekanan yang lebih besar pada peranan mereka di dunia, sebagai bagian dari ekosistem yang lebih luas dan tanggung jawab mereka untuk membantu meningkatkannya.”

Sementara kaum milenial atau generasi yang lebih tua disebut lebih disibukkan dengan nafsu yang egois.

Laporan itu juga membandingkan kedua generasi tersebut, dengan mendeskripsikan milenial sebagai 'berhak', 'idealis', 'kreatif', dan 'bergantung'. Lalu, memberikan label Gen Z dengan 'realis', 'inovatif', dan 'mandiri'.

Ini bukan pertama kalinya generasi milenial mendapatkan penilaian media yang buruk, dan tentunya itu bukan juga yang terakhir.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Deloitte awal tahun ini mengklaim bahwa generasi milenial tidak setia secara profesional, dengan hampir setengah dari 10.445 orang yang disurvei mengatakan, mereka berencana meninggalkan pekerjaan mereka dalam dua tahun.

Sementara hanya 28 persen mengatakan mereka punya rencana untuk tetap berada di posisi kariernya di atas lima tahun.

Dengan segala penilaian publik yang negatif tentang generasi milenial, tidak mengherankan bila enam dari 10 milenial mengaku sudah menghadapi krisis kehidupan di usia 25-an tahun. Itu seperti yang diungkapkan sebuah studi yang dilakukan oleh bank First Direct dan psikolog Dr. Oliver Robinson pada bulan Maret lalu.

Sekarang, hanya masalah waktu saja sampai ada laporan baru yang mengklaim bahwa generasi milenial tengah berjuang menghadapi ketidakamanan yang parah karena dilangkahi oleh generasi yang lebih muda dari mereka.