12,8 Persen Anak Indonesia Terlibat Pernikahan Dini

Pernikahan dini/anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Indonesia menempati peringkat ke 107 dari 176 negara terkait perlindungan dan hak anak. Artinya, Indonesia belum mampu secara maksimal memberikan perlindungan yang dibutuhkan anak terlebih terhadap hak yang dimilikinya.

Laporan tahunan terbaru berjudul Changing Lives in Our Lifetime dari Save the Children menggambarkan kondisi anak-anak di seluruh dunia. Posisi Indonesia turun dua peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tidak ada perubahan signifikan untuk Indonesia dari Global Childhood Report tahun lalu. Laporan ini menunjukkan betapa kondisi di Indonesia belum memberi kebahagiaan bagi anak-anak di masa kecilnya," ujar Direktur Media dan Komunikasi Save the Children di Indonesia, Fajar Sugandhi, dalam acara laporan Global Childhood Report, di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.

Ada pun tiga hal yang cukup menarik perhatian yaitu pendidikan, pernikahan anak, dan stunting. Pertama perihal pendidikan yakni 14,2 persen anak keluar dari bangku sekolah. Namun, Indonesia tercatat mengalami peningkatan jumlah anak sekolah. Angka ini dihitung dari perbandingan antara anak yang tidak bersekolah di sekolah dasar dan menengah, dibandingkan dengan prestasi jumlah seluruh penduduk usia sekolah nasional.

Kedua mengenai pernikahan anak dengan kasus sebesar 12,8 persen. Selain itu, 48 dari 1.000 kelahiran merupakan kasus kehamilan remaja. Meski begitu, penelitian menyebutkan terjadi peningkatan atas peran perempuan untuk mendorong mengurangi jumlah pernikahan anak.

Ketiga, Indonesia berhasil menurunkan angka stunting hingga 14 persen. Meski tercatat angka malnutrisi anak di usia balita sebanyak 36,4 persen.

"Walaupun sudah banyak yang dicapai, masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dalam pemenuhan anak. Jangan sampai masa kecil anak terenggut sebelum waktunya, karena banyak faktor seperti pernikahan dan kehamilan anak, gizi buruk hingga konflik sosial," kata Direktur advokasi dan kampanye Save the Children, Tata Sudrajat, di kesempatan yang sama.(nsa)