Pelajar, Jangan Kalian Terprovokasi Narasi Jihad Demonstrasi

Aksi Mujahid 212 di Jakarta, Sabtu 9 September 2019.
Sumber :
  • Twitter/@IndahnyaIslam19

VIVA – Massa dengan menggunakan atribut Muslim dan membawa bendera tauhid melakukan Aksi Mujahid 212 ‘Selamatkan NKRI' padaI Sabtu pagi, 28 September 2019.

Gabungan organisasi massa (ormas) Islam dalam aksi ini mengusung empat isu yang memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni soal sejumlah unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dianggap represif, penanganan kerusuhan di Papua serta lambannya penanganan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah.

Menyikapi hal itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menerima ajakan menghadiri ‘Aksi Mujahid 212, Selamatan NKRI’ yang akan berlangsung pada Sabtu, 28 September 2019 pukul 08.00 WIB dengan titik kumpul Bundaharan HI dan bergerak menuju Istana. Aksi ini mengajak para pelajar.

Menurut rilis dari KPAI yang diterima VIVA, meski apakah benar atau tidak undangan itu dari kelompok yang mengatasnamakan 212, namun faktanya sudah beredar dan anak perlu dicegah agar tak terinspirasi terlibat.

Penggunaan narasi-narasi jihad untuk mengajak anak melakukan demonstrasi di jalanan merupakan hal yang kurang tepat dan perlu diluruskan. Apalagi usia mereka merupakan usia tumbuh kembang yg perlu dilindungi dari segala bentuk potensi negatif.

"Termasuk kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tak terprediksi saat demonstrasi berlangsung," ujar Ketua KPAI, Susanto dalam pernyataan resminya, Sabtu 28 September 2019.

KPAI juga mengimbau semua tokoh masyarakat, tokoh agama dan semua elemen masyarakat agar melakukan berbagai upaya mencegah anak usia sekolah agar tidak terprovokasi narasi-narasi jihad dalam ajakan demonstrasi, sebagaimana beredar di media sosial dan mencegah anak agar tidak ikut demonstrasi.