Ternyata Ada Fenomena Dad Shaming, Istri Sering Jadi Pelakunya

Ilustrasi ayah dan anak.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Sebagai orangtua baru, tak sedikit yang masih kesulitan beradaptasi dan bahkan cenderung stres dengan peran barunya. Terlebih, komentar negatif di lingkungan sekitar bisa menurunkan rasa percaya diri baik pada ibu maupun ayah baru.

Jika mom shaming sudah sering terjadi dan menjadi momok di lingkungan dekat rumah, berbeda halnya dengan dad shaming. Konsepnya tak berbeda memang, tetapi pemicunya sangat bertolak belakang.

"Mom shaming cenderung dari media sosial. Kalau dad shaming seringnya malah dari istri (penyebabnya)," ujar Psikolog Anak, Sashkhya Aulia Prima, M.Psi. saat ditemui belum lama ini.

Saskhya menerangkan, dad shaming cenderung disebabkan oleh para istri yang memiliki rasa khawatir yang lebih besar saat si kecil diajak bermain suaminya. Para ibu biasanya merasa sikap yang dilakukan suaminya kurang tepat dan bisa membahayakan anak.

"Sebagai ibu, kita mudah worry, karena sudah terbiasa pegang anak. Saat anak dipegang orang lain, rewel, kita gatal. Jadi ada hasrat enggak mau sesuatu yang terjadi berbahaya buat anak," kata dia.

Seringkali para istri mengkritik suaminya terlalu keras, sehingga membuat kepercayaan dirinya menurun. Maka dari itu, untuk mencegah dad shaming, ia mengatakan kuncinya ada dari cara komunikasi antar suami dan istri.

"Banyak ayah enggak mau megang anak karena selalu dikritik ibu. Misal gendong anak kurang pas, terus ngomongnya kurang baik,” ucap Sashkhya.

Maka dari itu, ia menyarankan para istri untuk membuat suami mereka lebih percaya diri dengan cara yang tepat.

“Ada suami yang bingung mesti gimana. Kita kasih waktu ayah untuk main dengan anak, lalu kita apresiasi. ‘Anaknya senang banget kayaknya main sama kamu',” ujarnya.