Pentingnya Melatih Anak Berpikir Kritis

Ilustrasi anak belajar.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Banyak orangtua menginginkan hal yang terbaik bagi anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Karenanya untuk menumbuhkan potensi anak secara utuh tidaklah mudah.

Dilansir laman Oxford learning, saat ini orangtua belum banyak yang memahami bagaimana menumbuhkan potensi anak secara utuh, sehingga banyak orangtua yang ikut les itu karena kepanikan karena mau ujian atau ikut tetangga. Itu enggak menjawab kebutuhan anak.

Hal itu membuat potensi anak jadi tidak tumbuh. Bahkan, juga menghabiskan uang orangtua itu sendiri. Padahal yang mesti diperhatikan ialah melihat kebutuhan anak, tujuan yang perlu dicapai serta apa yang dibutuhkan dan apa yang harus ditambahkan.

Misalnya saja, karena dia punya minat sains, dia butuh klub yang berkaitan dengan sains laboratorium, eksperimen, sementara  anak lain mungkin butuh keterampilan di bidang seni.

Sementara itu, di sisi lain Aditiawarman, Marketing Executive Eye Level Indonesia di Jakarta mengatakan salah satu kelemahan dari sistem pendidikan selama ini adalah anak kurang dilatih dalam hal critical thinking (berpikir kritis). 

"Salah satu yang perlu dikuasai oleh generasi mendatang dalam menghadapi era industry 4.0 adalah critical thinking. Nantinya Critical Thinking ini juga akan berguna bagi masa depan anak untuk memecahkan masalah dalam setiap persoalan," ujarnya beberapa waktu lalu.

Adit merekomendasikan tempat belajar yang bisa membantu anak berpikir kritis. "Eye Level lembaga pendidikan non-formal yang memiliki materi pembelajaran seperti Matematika, Math, Play Math, English, English Sparks dan Happy Talk untuk anak usia 3 hingga 15 tahun. Lembaga ini fokus pada materi pembelajaran Matematika dan Bahasa Inggris untuk anak usia 3 hingga 15 tahun," ujarnya.

Ada dua fokus dalam materi pembelajaran yaitu Basic Thinking Math (Bilangan, Aritmatika, Pengukuran, Persamaan). 

"Basic Thinking Math juga mengutamakan membantu anak memahami matematika secara umum seperti layaknya pelajaran Matematika di sekolah. Lalu Critical Thinking Math (Pola Hubungan, Geometri, Pengukuran, Pemecahan Soal, Penalaran) membantu penalaran pada otak kiri anak."

Dengan adanya buku yang sistematis dan menarik, serta alat bantu belajar akan membuat anak semakin semangat dan senang belajar

Selain itu, Eye Level juga menyesuaikan kemampuan si anak dengan level yang berbeda-beda dan memiliki tujuan agar anak tersebut memiliki pondasi dalam belajar sehingga ia akan menjadi seorang anak yang memiliki critical thinking, problem solving, dan lifelong learning.

Salah satu keunggulannya adalah memiliki materi pembelajaran Critical Thinking Math yang membantu anak berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah melalui latihan soal matematika. Critical Thinking ini juga akan berguna bagi masa depan anak untuk memecahkan masalah dalam setiap persoalan.

Di sisi lain, Eye Level juga membuka bisnis di bidang pendidikan dengan modal terjangkau yaitu 5 jutaan. "Pendidikan bukan bisnis musiman, karena pendidikan akan selalu dibutuhkan dalam setiap generasi," Ujarnya.

Tak hanya itu, waralaba Eye Level pun hanya perlu membayar lisensi satu kali seumur hidup. Ada tiga pilihan model bisnis, yaitu Home Class, Franchise Regular dan School Project. Saat ini Eye Level sudah memiliki lebih dari 120 learning center hampir di seluruh wilayah Indonesia.

“Eye Level adalah pilihan tepat bagi mereka yang mau memulai bisnis waralaba khususnya di bidang pendidikan. Hanya perlu modal lisensi 5 juta rupiah sudah bisa buka Eye Level di rumah."