2020, Kamboja Larang Wisatawan Naik Gajah di Angkor Wat

Gajah di Angkor Wat
Sumber :
  • World of Buzz/ Angkor Focus Travel

VIVA – Berwisata dengan menaiki gajah menjadi daya tarik tersendiri di sejumlah destinasi. Tapi, untuk Anda yang hobi menunggang gajah saat liburan di Angkor Wat Kamboja, aktivitas ini, siap-siap tak bisa dilakukan lagi.

Dilansir laman World of Buzz, mulai 2020, pemerintah Kamboja melarang siapapun menaiki gajah di Angkor Wat. Larangan ini dikeluarkan setelah dua ekor gajah mati karena kelelahan.

Seperti diberitakan pula lewat laman Metro, Angkor Wat memang menjadi tempat wisata yang sangat terkenal di Kamboja.Tak heran jika tempat wisata ini selalu ramai pengunjung.

Karena selalu ramai, aktivitas wisatawan yang menikmati liburan dengan menaiki gajah pun tak pernah berhenti. Karena hal inilah, larangan untuk menaiki gajah dikeluarkan, tepatnya setelah seekor gajah di Angkor Wat pingsan dan mati saat membawa dua wisatawan di punggungnya tiga tahun yang lalu pada 2016.

Kemudian, pada tahun 2018, seekor gajah lain dilaporkan mati karena kelelahan. Kematian ini mendorong sebuah petisi yang menyerukan agar gajah berhenti bekerja. Kematian gajah ini juga mendapat perhatian internasional dan petisi ini mendapatkan lebih dari 14 ribu tanda tangan hanya dalam dua hari.

Mengetahui adanya petisi ini, Komite Kelompok Gajah Angkor mengumumkan bahwa pada awal 2020, sebanyak 14 gajah yang saat ini berada di lokasi wisata akan dipindahkan ke pusat konservasi dan pengembangbiakan.

Direktur Komite Kelompok Gajah mengatakan, "Pada awal 2020, asosiasi kami berencana untuk mengakhiri penggunaan gajah untuk mengangkut wisatawan."

“Mereka masih bisa menyaksikan gajah dan mengambil foto mereka di pusat konservasi dan pengembangbiakan kami. Kami ingin gajah hidup dengan cara yang sealami mungkin,” ujarnya.

Sementara itu, seorang juru bicara dari kelompok hak-hak hewan, Moving Animals menyatakan lega atas larangan yang dikeluarkan baru-baru ini.

“Akhir dari perjalanan gajah di Angkor Wat benar-benar merupakan momen penting yang menunjukkan gelombang berbalik melawan pariwisata satwa liar yang kejam," katanya.

Saat ini katanya, semakin banyak turis yang tidak lagi ingin membayar untuk melihat binatang di rantai atau ditempatkan di penangkaran. "Dan atraksi naik gajah perlu dilarang jika mereka ingin tetap disukai oleh wisatawan dan pecinta hewan."

Ini jelas merupakan langkah yang baik dalam memastikan perlindungan spesies hewan yang rentan punah. "Dan kami berharap lebih banyak negara di kawasan ini mengikutinya!" kata juru bicara Moving Animals. (rna)