Kemenpar Targetkan 7,5 Juta Wisman Muslim Kunjungi Indonesia di 2024

Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Feny Selly

VIVA – Jumlah wisatawan muslim berdasar Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun 2026 diproyeksikan mencapai 230 juta orang. Tentu saja ini bukan jumlah yang sedikit. Pasar wisatawan muslim yang cukup besar ini menjadi peluang emas untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Saat ini saja, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) muslim yang berkunjung ke Tanah Air mencapai 5 juta orang, atau setara dengan 25 persen dari target kunjungan wisman ke Indonesia yaitu 20 juta wisman. Dengan posisi pertama saat ini yang dimiliki Indonesia dalam GMTI, Indonesia menargetkan kunjungan wisman muslim meningkat menjadi 7,5 juta orang di tahun 2024.

"Saat ini kita dihadapkan pada sebuah peluang di mana secara global kita menemukan satu tren. Wisatawan terutama mancanegara muslim, trennya tinggi sekali. Bahkan secara rata-rata data pertumbuhan wisatawan muslim global d iatas 20 persen," kata Sumaryadi, Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar, dalam Focus Group DIscussion dan Pra Konvensi Nasional Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Halal Indonesia, di Hermitage, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.

Untuk itu Kementerian Pariwisata segera mengeluarkan pedoman dan rencana strategis (renstra) penyelenggaraan pariwisata halal Indonesia. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak terkait payung hukum pengembangan pariwisata halal.

Kemenpar sendiri telah menyusun top 10 program prioritas Pengembangan Pariwisata Halal, di antaranya terkait regulasi wisata halal, sertifikasi dan standarisasi, pedoman bagi pengunjung muslim, penelitian dan pengembangan, pemantauan dan evaluasi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) dan Desain, Strategi, Rencana dan Aksi (DSRA), daya tarik dan paket wisata halal, penguatan pemahaman pariwisata halal, pemasaran, serta membangun sistem informasi digital.

"Mana yang paling dibutuhkan untuk diterbitkan Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Halal, nomer satu restoran, karena isinya makanan. Orang Islam itu untuk makanan tidak berkompromi. Akhirnya empat, makanan hotel, biro perjalanan wisata, spa. Empat besar itu yang kita keluarkan pedomannya dulu. Kita akan mulai dari yang paling dibutuhkan," kata Menpar, Arief Yahya dalam kesempatan yang sama.

Bukti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan perbaikan pembangunan dan pelayanan wisata halal ini adalah dengan ditingkatkannya investasi di sektor wisata halal. Seperti disampaikan Menpar bahwa investasi yang awalnya sekitar 20 persen akan ditingkatkan menjadi 25 persen.

"Karena kalau 20 persen kita masih kalah, Singapura lebih dari 25 persen, wismannya muslim. Kita baik angka atau pun percentage akan ditingkatkan jadi 25 persen,” tambahnya.