Festival Sego Munduk, Cara Desa di Lamongan Berpromosi

Kostum dengan motif batik Sendang disuguhkan di Festival Sego Muduk dan Carnival Batik Sendangagung. (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

VIVA – Beragam strategi dan cara ditempuh setiap desa untuk menonjolkan dan mempromosikan potensi desanya seperti Desa Sendangagung di Lamongan, Jawa Timur. Mereka memiliki cara unik untuk mempromosikan potensi kuliner dan kerajinan yakni dengan menggelar Festival Sego Muduk dan Carnival Batik Sendangagung, Minggu (8/9/2019).

Festival dan carnival yang digagas oleh warga Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan ini menampilkan aneka rupa Sego Muduk dan beragam motif khas Batik Sendang.

Penyajian Sego Muduk yang merupakan makanan khas Desa Sendangagung, dikreasi menjadi beragam bentuk, hiasan yang tersusun rapi, sehingga menjadi sesuatu yang menarik sebelum disantap pengunjung yang memadati lokasi.

Sintia warga Rukun Tetangga (RT) 1, Rukun Warga (RW) 1 mengaku sebagian peserta dalam memasak dan mendesain tidak membutuhkan waktu terlalu lama.

“Cuma setengah hari sudah jadi. Ini dinilai dari segi rasa, kerapian, penampilan kebersihan,” katanya.

Untuk biaya pembuatan kuliner yang memiliki ciri khas sambal yang disertai irisan bawang ini, ia memastikan, seluruhnya relatif murah.

“Biaya untuk sekali pembuatan butuh 200 ribu rupiah satu porsi, rata-rata mengeluarkan dua porsi,” ucap Sintia.

Sego Muduk yang bisa dinikmati secara gratis oleh pengunjung juga memiliki ciri khas, dengan adanya sajian rempah-rempah.

“Sego Muduk biasanya digunakan acara-acara tertentu, penyajian tamu dari luar daerah, sebagai makanan khas Sendangagung,” kata Mukhammad Mukhlis, Ketua Panitia Festival Sego Muduk dan Carnival Batik Sendangagung.

Tak ketinggalan puluhan busana yang menonjolkan beragam motif khas Batik Sendangagung sukses di kreasi menjadi kostum khas parade oleh warga dan dipertontonkan ke pengunjung.

Berbagai tema kostum pun ditampilkan oleh puluhan model dadakan yang berasal dari 22 RT di Desa Sendangagung, yang menjadi peserta antara lain bertema bunga, etnik hingga futuristik yang bernuansa Islami.

“Harapannya generasi mampu meneruskan batik,” katanya.

Mukhlis mengatakan acara ini digelar untuk mempromosikan potensi Batik Desa Sendangagung.

“Kita ingin memberikan ke masyarakat luas Sendang pencipta batik tulis. Kita ingin mengenalkan budaya batik, mengembangkan budaya indonesia,” tuturnya.

Selama ini Desa Sendangagung memang dikenal sebagai sentra kerajinan Batik di Lamongan. Ia berharap, sebagai pusat kerajinan Batik dapat menarik perhatian pasar mancanegara lainnya.

“Carnival Batik mengangkat batik Sendangagung sendiri, bisa terkenal sampai luar negeri,” ujarnya. (*)