Lebih Dekat dengan Para Muazin Masjidil Haram

Muazin Masjidil Haram Syeikh Ahmad Yunus Khaujah
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Azan merupakan panggilan salat untuk mengingat Allah SWT. Seruan azan menggema di masjid, musala maupun surau-surau, setiap kali waktu salat tiba.

Azan, bagi kaum muslimin-muslimat memiliki peran penting, selain sebagai penanda waktu, juga seruan menghadap Allah melalui ibadah salat.

Di balik seruan azan yang menggema seantero dunia, tentu ada seorang muazin. Yaitu, orang yang menyerukan azan sebagai pengingat waktu salat.

Selain dituntut bersuara nyaring, muazin juga mesti disiplin tepat waktu. Karena bertanggung jawab dengan waktu salat kaum muslim.

Begitu pentingnya peran muazin, beberapa masjid besar di berbagai negara sampai memberikan posisi khusus bagi mereka, layaknya imam salat. Demikian pula di Masjidil Haram. Masjid terbesar di dunia ini juga memiliki sejumlah muazin tetap yang bertugas giliran mengumandangkan azan. 

Panggilan azan Masjidil Haram tentu sangat dinanti bagi siapa pun peziarah Tanah Suci. Tak hanya bacaan imam salatnya yang merdu nan khusyuk, seruan para muazin Masjidil Haram ini juga sangat khas, dan menggugah kaum muslim dari penjuru dunia untuk bergegas memenuhi panggilan-Nya. 

Sore itu, sejumlah delegasi peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah, yang sebagian besarnya berasal dari Indonesia, mendapatkan kesempatan berharga selama menimba ilmu di Kota Mekah. 

Mereka berkesempatan bersilaturahmi dengan para muazin Masjidil Haram di rumah salah satu rumah muazin, Sayyid Hasyim al-Saqqaf di Kota Mekah, Arab Saudi, Rabu, 17 Juli 2019.

Salah satu peserta, Muhammad Hasan Darojat menuturkan bahwa aktivitas para muazin Masjidil Haram ini diatur bagian Administrasi Muadzin (Idarah al-Muadzin) di bawah Ar-Riasah Li Syu'un al-Masjid al-Haram dan al-Masjid al-Nabawi (Kantor Kepemimpinan Urusan Masjid al-Haram dan Masjid al-Nabawi) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Abdurrahman al-Sudais. 

Ada empat muazin yang hadir dalam forum ini, mereka adalah Sayyid Hasyim al-Saqqaf (sahibul bait), Ahmad Yunus Khaujah, Suhail Hafidz, dan Said al-Zuhair (muazin Masjid al-Rajhi). 

"Delegasi didampingi oleh Dekan Ma'had Lughah Syaikh Dr. Hasan al-Bukhari, yang juga salah seorang Syaikh yang mengisi halaqah di Masjid al-Haram dan Masjid al-Nabawi," tulis Hasan Darojat dalam keterangannya yang diterima VIVAnews, Sabtu, 20 Juli 2019.  

Foto: Dekan Dekan Ma'had Lughah Universitas Ummul Qurro Mekah, Syaikh Dr. Hasan al-Bukhari

Orang Pilihan

Menurut Hasan, para muazin Masjidil Haram bertugas di Mukabbariyah, sebuah ruangan yang tinggi berada di atas Sumur Zamzam. Lantunan azan yang dikumandangkan adalah gaya azan Hijaz Mekah, dengan memiliki ciri tertentu. 

"Jumlah muazin ada sekitar 20 orang yang diseleksi secara ketat oleh Majlis Idarah Muadzin," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, lanjut Hasan, para muazin mengumandangkan suara azan yang biasa terdengar di sekitar Masjidil Haram setiap waktu salat rawatib. Ruangan tiba-tiba hening, tenang, dan khusyuk mendengar suara azan khas Masjidil Haram. Suara muazin begitu indah dan memikat hati. 

"Beberapa muazin bergantian mengumandangkan azan, takbir, tahmid, dan peran mereka dalam mendampingi suara takbir para Imam salat. Sungguh pertemuan ini telah mengingatkan para hadirin atas tingginya derajat seorang muazin di hadapan Allah SWT. Atas peran mereka dalam mengingat-Nya," ungkapnya.  

Hasan menambahkan, keutamaan muazin banyak dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, di antaranya disebutkan bahwa 'Para muadzin adalah orang yang berleher panjang pada hari Kiamat' (HR. Muslim). 

Hadits ini menunjukkan betapa mulianya posisi muazin, sampai Rasulullah menyebutnya sebagai orang-orang pilihan yang akan dijanjikan masuk surga, karena amal salehnya. Karenanya, seorang muazin harus menjaga hati dengan ikhlas. 

"Suara merdu yang diberikan oleh Allah SWT sebagai anugerah dijaga dengan keimanan dan keikhlasan, memperbanyak membaca Alquran dan berzikir. Tugas mulia ini akan meningkatkan derajat dirinya di hadapan Allah SWT, kelak di Hari Kiamat," tuturnya.

Foto:  Delegasi peserta Daurah al-Shaifiyyah Universitas Ummul Qura Mekkah al-Mukarramah