Hukum Mencium Hajar Aswad

Hajar Aswad
Sumber :

VIVA – Bagi sebagian besar jemaah haji maupun umrah, mencium hajar aswad merupakan sebuah ritual yang sakral. Tak sedikit, jemaah yang rela berdesak-desakan, saling sikut bahkan, untuk bisa menggapainya.

Walau ada sebagian yang cukup mengecup dan melambaikan tangan ke arah hajar aswad.

Hajar aswad merupakan batu hitam yang awal mulanya berasal dari surga. Terletak di salah satu sudut Ka'bah sebelah Timur laut. Sudut ini yang dibangun pertama kalinya oleh Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail. Sudut tempat hajar aswad berada, merupakan titik awal permulaan thawaf

Secara hukum, mencium hajar aswad merupakan sunah. Artinya, bila dilakukan berpahala, jika ditinggalkan tidak berdosa. Mencium hajar aswad pernah dicontohkan Rasulullah SAW dan dipraktikkan sahabat Umar bin Khattab RA. 

Pada masa itu, mencium hajar aswad merupakan amalan sunah dan banyak keutamaannya. Walau ada situasi, di mana sahabat Umar yang bertubuh kekar, pernah ditegur Rasulullah, agar tidak mengganggu orang-orang yang mencium hajar aswad. 

Dalam artian, tidak menghalangi orang yang ingin mencium hajar aswad. Sebab, ada kondisi tertentu di mana seseorang tidak boleh memaksakan diri mencium hajar aswad. Karena, kondisi hari ini berbeda dengan zaman Rasulullah.

"Di satu sisi, mengejar sunah ada sisi baiknya. Tetapi, di sisi lain harus mempertimbangkan aspek-aspek mudharat, mempertimbangkan aspek kesehatan, dan keamanan," kata Konsultan Ibadah PPIH Mekah, KH Ahmad Wazir kepada Tim MCH, Senin 22 Juli 2019. 

Menurut Wazir, Islam menekankan seseorang agar mencari selamat dengan tidak menjerumuskan diri dalam kerusakan atau kebinasaan. "Jadi, intinya, kalau sampai mengejar sunah mencium hajar aswad dengan cara cara tidak terpuji, dengan cara sikut menyikut, menginjak-injak, itu haram hukumnya," ujar Wazir

"Termasuk bagi wanita tidak disarankan untuk sampai ke hajar aswad, karena banyak laki-laki, karena banyak terjadi percampuran ikhtilat antara laki-laki dan wanita. Dan, ini hukumnya haram," tambahnya 

Namun, kata Wazir, ada solusi yang bisa dilakukan jemaah untuk mengejar keutamaan dari ibadah tersebut.

"Dalam kondisi tidak memungkinkan sampai ke hajar aswad karena crowded dan lain sebagainya, cukup melambaikan tangan dan dicium. Itu juga tidak mengurangi pahalanya," tegasnya.

Sementara itu, Konsultan Ibadah PPIH Mekah, KH Ahmad Kartono menambahkan, jika ada keinginan untuk mencium hajar aswad harus melihat situasi dan kondisi kesehatan diri sendiri. Karena, seseorang tidak boleh jatuh dalam kebinasaan. 

Adapun filosofi hajar aswad diibaratkan 'tangan Allah' di bumi. Barang siapa yang mengusap hajar aswad, seolah-olah sedang bersalaman dengan Allah dalam rangka mendapatkan keselamatan kebahagiaan dunia dan akhirat. (asp)