Tim Gerak Cepat Indonesia Diakui Andal oleh Jemaah Haji Mancanegara

Yusuf (tengah), seorang anggota Tim Gerak Cepat (TGC) pos 5 di Jamarat, bersama dua askar (tentara Arab Saudi).
Sumber :
  • VIVA/Beno Junianto

VIVA – Kemeja putih dengan lambang bendera Merah Putih di lengan kanan, berbalut rompi hitam dengan garis oranye di dada. Itulah seragam Tim Gerak Cepat (TGC) Kesehatan Haji Indonesia yang bertugas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), Arab Saudi.

Jemaah sudah hafal seragam itu bahwa mereka tim medis. Ternyata bukan hanya jemaah Indonesia yang familiar dengan mereka, tetapi juga jemaah dari mancanegara. 

"Doctor, helps," begitu teriak seorang jemaah asal Uzbekistan. TGC menghampiri untuk mengecek jemaah. Bukan sekali dua kali ini saja jemaah dari negara lain meminta bantuan penanganan medis TGC.

Seorang askar (tentara Arab Saudi) bahkan memberikan nilai mumtaz (istimewa) kepada tim medis Indonesia. Yusuf, seorang anggota TGC pos 5 di Jamarat, sempat menanyai askar bernama Abdul Mohsen tentang kesigapan dan pelayanan TGC.

"Seratus, seratus, A plus, mumtaz," kata Mohsen. Dia dan rekan-rekannya sesama askar mengapresiasi petugas medis Indonesia yang tidak kenal lelah.

Yusuf menceritakan bahwa beberapa kali askar menghalau tim medis Indonesia sebelum mereka tahu pola kerja TGC. Namun setelah melihat sendiri yang dilakukan TGC, para askar justru menyambut baik. Dia memaklumi itu karena belum mengenal atau mengetahui kinerja TGC. Namun setelah itu mereka malah mendukung.

Kemenkes membentuk Tim Gerak Cepat sejak tahun 2016. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan di pada jemaah haji Indonesia. TGC disebar di titik-titik krusial di berbagai tempat. 

Dalam fase Armina, misalnya, TGC mudah ditemui di sepanjang jalan. Sejumlah dokter dan perawat pria segera memberikan respons cepat bila menemukan jemaah yang tampak tidak baik kondisinya. Bersama mereka ada kursi roda dan perlengkapan kegawatdaruratan. 

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka menegaskan TGC adalah wujud nyata pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan haji.

"Kemenkes benar-benar serius dan selalu menjemput bola. Mengingat jemaah haji saat di Saudi benar-benar membutuhkan kehadiran petugas haji. Kesehatan menjawab semua ini," kata Eka.

Tidak berlebihan kalau Kementerian Kesehatan Arab Saudi memberikan penghargaan terhadap pelayanan kesehatan haji 2018 yang diterima di Mekah pada 16 Agustus 2018.