60 Persen Jemaah Haji Berisiko Tinggi Alami Gangguan Kesehatan

Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi
Sumber :
  • Beno Junianto/VIVA.co.id

VIVA – Indonesia kini punya klinik Kesehatan baru di Madinah, Arab Saudi. Klinik ini dibangun guna menunjang unsur kesehatan dalam  penyelenggaraan ibadah haji. 

Menteri Kesehatan Nila Moelek mengatakan dari data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan, setiap tahunnya terdapat 60 persen jemaah haji yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan. Ditambah lagi dengan daftar tunggu jemaah haji yang semakin lama.

Kondisi ini menandakan pentingnya upaya pelayanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia. Untuk itu Kemenkes memiliki komitmen tinggi dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.

“Salah satu pentingnya kesiapan sumber daya kesehatan adalah dengan menyediakan KKHI yang lebih baik dan lebih proporsional untuk pelayanan jemaah haji kita,” ujar Menkes melalui keterangan tertulis, Kamis, 2 Mei 2019. 

Menurut Nila, di samping KKHI Madinah yang baru, pihaknya juga menyediakan ambulans, obat-obatan dan juga sarana lainnya termasuk pengerahan tenaga kesehatan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Jusup Singka menjelaskan, bahwa KKHI Madinah mempunyai komposisi jenis perawatan yang lebih lengkap ketimbang KKHI yang lama. 

Jenis layanan baru di KKHI Madinah adalah tersedianya Intensive Care Unit (ICU), ruang rawat psikiatri, depo obat yang lebih luas, dan poliklinik rawat jalan. Kapasitas juga ditingkatkan. Jumlah tempat tidur yang semula hanya 50 saat ini menjadi 70 tempat tidur.

“Semoga dengan perbaikan fasilitas layanan ini, jemaah haji dapat memperoleh manfaat yang lebih besar,” ujar Eka.

KKHI Madinah yang baru ini berlokasi sangat strategis. Bangunan berlantai lima tersebut berada sekitar 2 kilometer dari Masjid Nabawi atau tepatnya di Jalan Prince Muhammed bin Abdul Aziz Madinah, Arab Saudi.

Tidak hanya di Madinah, klinik kesehatan lainnya juga disediakan Kemenkes di Kota Makkah. KKHI Makkah telah berdiri megah di daerah Aziziyah Junubiah dan beroperasi sejak 2017.

Klinik 18 lantai tersebut memiliki kapasitas 300 tempat tidur rawat inap. Di samping itu juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pemeriksaan kesehatan seperti laboratorium, apotek, ruang rontgen dan memiliki fasilitas kamar petugas kesehatan yang dapat menampung sekitar 400 petugas kesehatan haji. (mus)