Jemaah Asal Pekanbaru Terbantu Layanan Bus Shalawat ke Masjidil Haram

Bus Shalawat standby di Terminal Syib Amir
Sumber :
  • MCH 2019/Ibnu Sakdan

VIVA – Jemaah haji Indonesia mulai memadati kawasan Masjidil Haram, sejak kedatangan perdananya di Kota Mekah, pada Minggu malam, 14 Juli 2019. Tak ingin berlama-lama di dalam hotel, sebagian besar jemaah Indonesia memilih langsung bergegas menuju Masjidil Haram.

Selain menunaikan ibadah umrah, jemaah juga sering berlama-lama di Masjidil Haram menanti waktu salat wajib sembari membaca Alquran, berzikir, dan menunaikan salat sunah. Tak jarang, meski sudah menunaikan umrah wajib, ada saja jemaah yang mengulang tawaf sembari berzikir di depan Ka'bah.

"Alhamdulillah, kapan lagi ya kan? Alhamdulillah tadi bisa salat di Hijr Ismail," kata Nur Fajri, jemaah Kloter 2 Batam saat ditemui Tim MCH di kawasan Masjidil Haram, Senin, 15 Juli 2019.

Nur Fajri (52) merupakan jemaah haji asal Pekanbaru. Sehari-hari, Fajri, begitu disapa, merupakan karyawan swasta. Ia berangkat haji tahun ini bersama istri, Murlianti (50). Fajri dan istri menanti waktu 8 tahun untuk bisa berangkat haji.

Setibanya di Mekah, Minggu malam, Fajri mengakui cuaca panas di Mekah siang harinya relatif lebih bersahabat ketimbang di Madinah. Di Madinah, kata dia, panasnya sangat terik, seperti membakar kulit. "Di sini ndak terlalu. Tadi saya salat Zuhur di depan Ka'bah. Lantainya ndak panas," ujarnya.

Foto: Nur Fajri (52), jemaah haji asal Pekanbaru

Berangkat haji tahun ini merupakan perjalanan ibadah yang paling dinantikannya. Sebab, ini kali pertama dia menginjakkan kaki di Mekah. Menabung sekian tahun untuk bisa beribadah ke Tanah Suci bersama istri, merupakan kebahagiaan tak bernilai.

"Biasa lihat Ka'bah di sajadah, sekarang di depan mata, masya Allah enggak bisa bayangin," ungkapnya.

Fajri bersama jemaah lainnya Kloter 2 Pekanbaru, tinggal di hotel yang berada kawasan Syisyah, berjarak 4,4 kilometer dari Masjidil Haram. Ia mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Bus Shalawat. 

Ia tak khawatir ketinggalan waktu salat di Masjidil Haram, karena bus tersebut ada setiap saat dan siap mengantarkan jemaah ke Masjidil Haram, pulang-pergi. "Alhamdulillah mobil 24 jam, berangkat tadi ramai-ramai, enggak khawatir lah kalau ketinggalan (rombongan)," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, VIVA bersama Tim MCH lainnya sempat menjajal transportasi bus Shalawat dari Terminal Syib Amir bersama jemaah haji asal Pekanbaru. Bus melaju dengan kecepatan standar, 40 km/jam, menempuh jarak 4 km dalam waktu kurang dari 15 menit menuju hotel di kawasan Syisyah. 

Jemaah yang ditemui pun mengakui sangat terbantu dengan layanan bus Shalawat. Selain memang disediakan gratis untuk jemaah, bus yang dilengkapi AC ini juga nyaman dan setiap waktu siap mengantarkan jemaah haji ke Masjidil Haram.