Syarat Jemaah Haji Sakit di Madinah Tetap Diberangkatkan ke Mekah

jemaah haji di Madinah bersiap naik bus untuk diberangkatkan ke Mekah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Tim kesehatan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah tetap memberikan rekomendasi kepada jemaah haji Indonesia yang sakit untuk diberangkatkan ke Mekah. Hanya saja, pada praktiknya tim dokter akan tetap memperhatikan kondisi terakhir jemaah karena harus menempuh perjalanan 6-7 jam.

"Tetap melihat kondisi terkini dari pasien. Jika memungkinkan, kami akan kirimkan ke Mekah. Karena masih memungkinkan, satu ambulans untuk satu pasien didampingi satu dokter dan perawat," kata Tim Dokter KKHI Madinah, Dr. Itah Sri Utami kepada tim Media Center Haji (MCH) 2019 di KKHI Madinah, Senin, 15 Juli 2019.

Sampai dengan Senin malam, sudah ada dua jemaah haji sakit yang diberangkatkan ke Mekah. Mereka tidak diberangkatkan dengan bus bersama kloternya, tapi dengan ambulans. Sementara itu, satu pasien terakhir yang dievakuasi yakni Zuresmi dari Kloter 02 BTH meluncur dari KKHI Madinah pukul 21.10 WAS.

"Begitu sampai akan dirawat di KKHI Mekkah," ujarnya.

Konsultan ibadah Daker Madinah, H Tulus mengingatkan, meski dalam kondisi sakit, jemaah harus tetap berihram dan mengambil miqat di Dzulhulaifah Masjid Bir Ali untuk berniat umrah. Sebab, jemaah akan mengambil Haji Tamattu sehingga umrahnya wajib.

"Saat di Bir Ali akan ada pembimbing ibadah yang datang ke ambulans membimbing niat serta membaca talbiyah. Saat itu pasien sudah dalam kondisi berwudu dan berihram dari KKHI," terang H Tulus.

Sesampainya di Mekah, Tim Kesehatan dari KKHI Mekah akan berkonsultasi dengan pembimbing ibadah mengenai kondisi terakhir pasien. "Apakah akan melakukan umrah sendiri atau dibadalkan, nanti tim kesehatan dan pembimbing ibadah yang akan menentukan," katanya.