Kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Madinah Mendekati Puncak

Jemaah haji Indonesia baru tiba di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz Madinah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Sebanyak 170 kelompok terbang (kloter) dengan total 68.947 jemaah sudah mendarat di Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi. Data tersebut berdasarkan data statistik kedatangan jemaah haji RI itu hingga Selasa, 16 Juli 2019, pukul 23.59 waktu Arab Saudi. 

Bersamaan itu pula, Daker Madinah sudah memberangkatkan sebanyak total 23 kloter dengan jumlah jemaah 9.624 orang. Dengan demikian, jumlah jemaah haji Indonesia yang masih berada di Madinah saat ini tercatat 147 kloter dengan jumlah jemaah 59.323 orang.

Sementara, hari ini, sesuai jadwal kedatangan ada 20 kloter jemaah haji Indonesia yang akan mendarat di Bandara Madinah dengan estimasi 8.123 jemaah. Pada hari ini pula, Daker Madinah akan memberangkatkan 18 kloter dengan estimasi jemaah 7.383 orang ke Mekah.

Sehingga, sisa jemaah haji Indonesia di Madinah pada 17 juli 2019, sebanyak 149 kloter dengan jumlah jemaah 60.058 orang. 

"Jumlah ini merupakan jumlah mendekati puncak. Karena memang puncak jemaah di Mekah itu antara 60 ribu sampai 65 ribu. Setelah itu nanti secara berangsur-angsur akan berkurang sesuai jumlah pendorongan dari Madinah ke Mekah karena akhir gelombang 1 di Madinah akan berakhir pada 20 Juli 2019," kata Kepala Daerah Kerja Madinah, Akhmad Jauhari kepada Tim MCH, Rabu, 17 Juli 2019.

Untuk teknis keberangkatan jemaah dari Madinah ke Mekah, secara umum, Jauhari menilai belum ada kendala yang berarti. Hanya saja terkadang jemaah kurang mematuhi anjuran, terutama terkait keberangkatan setelah waktu solat, baik Zuhur maupun Ashar.

Menurut Jauhari, jemaah sudah diimbau ketika Arbain selesai Zuhur dan diberangkatkan pukul 14.00, diharapkan sudah memakai pakaian ihram. Begitu pulang dari masjid, jemaah sudah siap dan menuju ke bus menuju rombongannya.

"Namun tiga hari ini, kita masih jumpai jemaah yang belum indahkan imbauan ini, yang akibatnya menghambat pergerakan jemaah dari Madinah ke Mekah. Karena satu saja terlambat bus itu pasti menunggu, tidak mungkin ditinggalkan," paparnya. (ase)