Banyak Jemaah Haji Nyasar, Kemenag Buat Sistem Zonasi

Ilustrasi Jemaah Haji RI
Sumber :
  • Beno J/VIVA.co.id

VIVA – Jemaah haji yang hilang hingga selera makan mereka menjadi catatan Kementerian Agama (Kemenag). Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenag telah melakukan inovasi dengan sistem zonasi di Mekah.

"Orang Indonesia ini lebih nyaman berkumpul dengan yang sesama daerah," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Kementerian Agama (Kemenag) Nizar Ali, saat sosialisasi program penyelenggaraan ibadah haji dan umrah 2019 di kawasan Senen, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019.

Menurut dia, hal tersebut justru mempermudah Kemenag meningkatkan pelayanan. Ia mencontohkan, terkait cita rasa makanan yang selama ini sering muncul karena cita rasa lidah orang Jawa Barat misalkan berbeda dengan Sulawesi.

Sistem zonasi atas daerah, menurut dia, akan mempermudah mencari jemaah yang hilang. Selain itu, juga mempermudah mencari  jemaah yang nyasar untuk kembali ke tempatnya.

"Misalnya jemaah dari Cianjur yang kesasar. Dulu kalau cari sulit, butuh waktu. Setelah ketemu harus dibawa ke shelter khusus. Dengan sistem zonasi lebih mudah yang nyasar tinggal bilang saya dari Cianjur, dia langsung diantar ke zonanya," ujar Nizar.

Nizar menjelaskan, saat ini Kemenag telah menyiapkan tujuh zonasi di Mekah. Pertama zona Azizah yang ditempati embarkasi Lombok dengan kode LOP. Zona kedua Raudhah ditempati embarkasi Palembang dengan kode PLM dan Jakarta-Pondok Gede dengan kode JKG.

Zona ketiga Misfalah ditempati embarkasi Jakarta-Bekasi dengan kode (JKS). Zona keempat Jarwal ditempati embarkasi Solo dengan kode SOC. Zona kelima Mahbas Jin ditempati embarkasi Surabaya dengan kode SUB.

Zona keenam Rei Bakhsy ditempati embarkasi Banjarmasin, dengan kode BDJ dan Balikpapan dengan kode BPN. Zona ketujuh Syisyah ditempati embarkasi Aceh dengan kode BTJ, Medan dengan kode KNO, Batam dengan kode BTH, Padang dengan kode PDG dan Makassar dengan kode UPG.