Mencicipi Ayam Garang Asem, Menu Zonasi Jemaah Haji Embarkasi Solo

Dapur katering Ahla Zad menyiapkan menu makan malam zonasi Ayam Garang Asem Solo
Sumber :
  • MCH 2019/Bahauddin

VIVA – Jemaah haji Indonesia tahun ini akan mendapatkan menu katering zonasi tiga kali dalam sepekan. Menu katering yang akan diberikan ke jemaah menyesuaikan cita rasa masakan di daerahnya masing-masing.

Menu zonasi ini merupakan salah satu inovasi dari Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) tahun 2019. Pemberian menu kedaerahan ini seolah melengkapi penerapan sistem zonasi pemondokan jemaah haji di Mekah.

Dengan demikian, jemaah dari embarkasi yang sama akan ditempatkan di satu hotel yang sama. Begitu juga dengan menu katering, disesuaikan dengan menu cita rasa daerah asal jemaah. 

Menu khas daerah akan diberikan kepada jemaah haji setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. Menu yang disajikan merupakan menu-menu khas dari masing-masing daerah di tiap embarkasi.

Wartawan VIVAnews yang tergabung dalam Tim Media Center Haji (MCH) bersama Tim Katering Daker Mekah, menyaksikan proses pembuatan menu katering zonasi di salah satu dapur katering di kawasan Mekah, Ahla Zad Catering. Kebetulan, hari Kamis, merupakah jatah menu zonasi bagi jemaah haji.

Saat itu, para juru masak tengah menyiapkan menu zonasi untuk makan malam jemaah haji asal Solo. Menu yang disiapkan adalah masakan Ayam Garang Asem dengan Tempe Bacem. Proses produksi makan malam ini dilakukan sejak siang hari, dan diantarkan ke hotel jemaah sekitar pukul 19.00 waktu Arab Saudi.

Tim Katering dan MCH diminta mencicipi Ayam Garang Asem yang dimasak Dapur Ahla Zad untuk jemaah haji Solo. Tekstur daging ayamnya empuk, kuahnya juga segar, khas bumbu Indonesia. Begitu juga dengan tempe bacemnya. Bumbu bacemnya meresap dan tidak terlalu manis. Untuk ukuran lauk pauk,cukup proporsional untuk sekali santap.

Foto: Tim Katering Daker Mekah mencicipi menu zonasi Ayam Garang Asem untuk jemaah haji Solo

"Alhamdulillah, dari hasil inspeksi tim katering Daker Mekah, semua sudah siap. Garang Asam yang diproduksi lumayan, yang diproduksi mendekati Garang Asem yang kita temui di Indonesia. Tempe bacemnya juga enak," kata Kasie Katering Daker Mekah, Beny Darmawan, saat melakukan visitasi Dapur Ahla Zad Company, Kamis, 18 Juli 2019.

"Jadi jemaah haji Indonesia jangan khawatir, menu cita rasa Indonesia akan tetap terjaga pada saat pelaksanaan ibadah haji," imbuhnya.

Dapur katering Ahla Zad ini akan melayani katering untuk 14 kloter jemaah haji Embarkasi Solo. Pemilik katering, Ali Mohammad Ashim, mengaku sangat terhormat untuk bisa melayani jemaah haji Indonesia. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah memilih Ahla Zad sebagai salah satu katering jemaah haji di Tanah Suci.

"Terima kasih banyak," kata Ali Mohammad saat menerima visitasi Tim Katering Dapur Mekah. Ia mempekerjakan tak kurang 250 orang pegawai untuk melayani jemaah haji tahun ini. Tiga puluh orang di antaranya adalah juru masak, yang sebagiannya warga negara Indonesia.

Salah satu chef Dapur Ahla Zad yang juga warga negara Indonesia, Muhammad David Romadhon, mengaku tidak terlalu kesulitan untuk memasak menu-menu makanan khas Indonesia. Menurutnya, untuk komposisi bahan baku makanan 60 persennya ada di Arab Saudi, sedangkan 40 persen lagi harus didatangkan dari Indonesia.

"Seperti daun jeruk, daun salam, sereh, lengkoas, karena di sini enggak punya, kencur, jadi kita harus beli di store Indonesia," kata David yang baru dua tahun bekerja di Mekah ini. 

Foto: Chef Muhammad David Romadhon

Namun demikian, David mengaku tertantang dengan memasak menu katering zonasi, karena harus sesuai dengan cita rasa menu daerah yang ada di Indonesia. "Misalnya kita buat Solo, kayak empal goreng Solo gimana kita harus buat, itu tantangannya sih," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 36 perusahaan katering di Arab Saudi akan melayani konsumsi jemaah haji selama berada di Kota Mekah, Arab Saudi. Mereka menyediakan katering jemaah untuk makan siang dan malam.

Untuk sarapan pagi, pihak katering memberikan roti atau makanan ringan dan diberikan kepada jemaah pada saat makan malam. Untuk jadwal pemberian katering sudah terjadwal dan mesti tepat waktu.

Yang membedakan dengan katering jemaah haji tahun ini dengan tahun sebelumnya adalah soal menu zonasi. Kementerian Agama pada tahun ini menerapkan sistem zonasi untuk pemondokan hotel jemaah. Jemaah satu embarkasi akan ditempatkan di satu hotel yang sama. (ase)