Cerita Lucu Ustaz Umar Bauw, Pembimbing Ibadah Jemaah Haji Papua

Ustaz Umar Bauw Al Bintuni, pembimbing jemaah haji asal Papua
Sumber :
  • MCH 2019

VIVA – Menjadi pembimbing ibadah haji untuk jemaah asal Papua memberikan kesan tersendiri bagi Ustaz Umar Bauw Al Bintuni. Pria asal Kabupaten Fakfak ini menjadi pembimbing ibadah jemaah Kloter 18 Embarkasi Makassar (UPG18) yang berasal dari berbagai daerah di Papua.

Umar mengaku sangat menikmati perjalanan bersama dengan jemaah haji asal Papua. Banyak peristiwa yang terjadi selama di dalam pesawat, terutama tentang bagaimana cara tayamum. Bersuci menggunakan debu, yang umum dilakukan seorang musafir dengan transportasi umum.

"Ada hal yang menarik bagi saya, banyak jemaah yang tidak mampu melaksanakan tayamum dengan baik," kata Ustaz Umar saat ditemui Tim MCH di hotelnya Al Hasan Al Adel di Kawasan Syisyah, Mekah, Sabtu, 20 Juli 2019.

Meskipun kebanyakan jemaahnya adalah warga Papua keturunan Makassar dan Jawa, namun tetap saja banyak jemaah yang belum sempurna melakukan tayamum. Dengan sabar, Ia bimbing satu persatu jemaah di pesawat untuk melaksanakan tayamun dengan dua bahasa, Jawa dan Makassar.

"Ini hal menarik, semua pramugari ikut saya jalan keliling. Karena menarik buat mereka, saya orang Papua, hitam keriting, tapi bisa melakukan hal itu begitu kan," ujarnya.

Umar menilai jemaah asal Papua yang dia bimbing mayoritas belum memahami dengan baik cara bersuci maupun manasik haji. Walaupun waktu di daerahnya sudah mengikuti manasik, namun masih ada hal-hal yang belum terpenuhi termasuk cara bersuci.

"Mereka dari kampung, ada yang baru naik pesawat, ada yang bahkan bawa tanah dalam plastik, untuk mereka pakai tayamum. Alhamdulillah bapak simpan saja tanahnya, baru saya ajarkan cara tayamum," terang ustaz yang juga Ketua Harian MUI Papua ini.

Ada yang menarik saat mengajarkan jemaah asal Papua tentang tata cara tayamum. Meski ada beberapa jemaah yang sudah mengerti cara bertayamum, tapi mereka lakukan urutannya seperti layaknya berwudhu.

"Istilahnya kan pakai dua kali tepukan (tangan), tepukan pertama untuk wajah, tepukan kedua untuk tangan. Ini kayaknya ada orang tayamum kaya orang ambil wudhu, ambil begini (kumur-kumur), ada yang buka sepatu. Tidak usah buka sepatu, cukup wajah dan tangan," paparnya.

Kemudian saat niat mengambil miqot di Yalamlam, Ustaz Umar juga membimbing para jemaah agar tidak terlalu memaksakan dengan doa bahasa Arab. "Silakan pakai bahasa apa saja, bahasa mu insya Allah, Allah mendengar," kata ustaz yang juga sepupu dari Ustaz Fadlan Garamatan ini.

Selama berada di Tanah Suci, sembari menunggu puncak haji, Ustaz Umar akan memberikan bimbingan ibadah kepada jemaah asal Papua, agar para jemaah memiliki pengetahuan manasik yang baik. 

"Sehingga dalam ibadah, jemaah kami bisa jadi haji yang mandiri. Mereka memahami bagaimana melaksanakan ibadah mulai dari umrah sampai wukuf Arafah, sampai Armina selesai, karena kita gelombang kedua, sampai di Madinah untuk mengambil Arbain, insya Allah kami bisa," ujarnya.