Menag: Mbah Moen Bukan Hanya Milik NU, yang Lain Boleh Mendoakan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri acara PCNU di Mekah
Sumber :
  • Bahauddin/MCH2019

VIVA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak para kaum Nahdliyyin yang hadir pada forum Silaturahim Nahdlatul Ulama se-Dunia XVIII di Mekah, Arab Saudi, Kamis, 8 Agustus 2019, untuk mendoakan Mustasyar PBNU Almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen yang wafat dua hari lalu, Selasa, 6 Agustus 2019.

Lukman yang mengurusi jenazah almarhum Mbah Moen sejak dari rumah sakit hingga pemakaman, menyaksikan betapa semuanya bersedih atas kepergian Mbah Moen.

"Bukan hanya kita yang bersedih, alam pun turut berduka. Orang-orang dari berbagai kalangan merasa kehilangan sehingga doa terpanjat dari mana saja, kiai, jemaah, habib, sampai pendeta," kata Menag saat memberikan sambutan.

Itu menunjukkan bahwa almarhum almaghfurlah KH Maimoen Zubair adalah milik semua orang, milik bangsa dan tidak bisa lagi sekadar diekslusifkan milik kelompok Nahdlatul Ulama saja, atau kelompok tertentu saja.

"Lalu orang lain tidak boleh mendoakan. Semoga semakin banyak orang NU yang mampu meneladani Mbah Moen, dan kita termasuk di dalamnya," ujar Menag.

Sementara itu, putra Mbah Moen, Gus Taj Yasin, mengakui tak hanya warga NU yang kehilangan Mbah Moen, tapi semua kalangan juga berduka dan mendoakan meninggalnya Mbah Moen.

"Kami hanya berharap kesedihan kita, kehilangan kita dengan sosok yang tidak diragukan lagi menjadi pemersatu sebenarnya, perekat kita bersama," kata Gus Yasin di acara yang sama.

Sebelum Menag dan Gus Yasin berpidato, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, sempat menyinggung ada pihak yang menyerobot doa pada saat pemakaman Mbah Moen di Ma'la. Agus mengaku orang tuanya punya kedekatan yang sangat erat dengan keluarga Mbah Moen.

"Waktu pertama kali Mbah Moen dirikan pesantren, Bapak saya ini jadi santri pertama beliau. Kami agak tersinggung ketika ada di sebuah pemakaman orang yang menyerobot doa. Mohon maaf ini sensitif karena ada kaitan dengan tarikhiyah ahliyah (silsilah keluarga)," kata Agus Maftuh di Acara Silaturahmi NU se-dunia di Mekah, Arab Saudi.

Agus menambahkan, sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, turun langsung dalam prosesi pemakaman Mbah Moen. Ia bahkan mengirimkan surat kepada pemerintah Arab Saudi dan Gubernur Mekah, meminta agar Mbah Moen bisa dimakamkan di pemakaman Ma'la.

"Penguasa disini yang bertanggung jawab di sini ya KBRI dan KJRI. Kalau ada yang mau doa harus izin kita," terang Agus disambut gelak tawa hadirin.

KH Maimoen Zubair wafat di Mekah Arab Saudi berusia 90 tahun. Mbah Moen wafat saat menunaikan ibadah haji dan dimakamkan di Ma'la.