Arab Saudi Uji Coba Iyab, Jalur Cepat Kepulangan Jemaah Haji

Jemaah haji Kloter 18 Embarkasi Makassar (UPG) mendarat di Bandara Jeddah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Pemerintah Arab Saudi menguji coba layanan imigrasi 'Iyab' untuk kepulangan jemaah haji dari Bandara Arab Saudi menuju negara asal jemaah. Layaknya sistem fast track pada saat kedatangan jemaah di Tanah Suci, program 'Iyab' sebaliknya, yakni saat kepulangan jemaah.  

'Iyab' diambil dari bahasa Arab 'Dzahaban Wa Iyaban' yang artinya pulang-pergi. Iyab sendiri, maknanya pulang. Serupa dengan program fast track atau jalur cepat keimigrasian pada saat kedatangan di bandara tujuan. 

Melalui sistem fast track, semua proses imigrasi dilakukan di bandara asal, sehingga setibanya di Arab Saudi, jemaah tak lagi melalui pemeriksaan imigrasi. Mempercepat waktu tunggu dan waktu antrean jemaah, plus mengurangi kelelahan jemaah.

"Nah, pada haji tahun ini Arab Saudi melakukan uji coba hal serupa tapi proses pemulangan. Mereka sebut Iyab," kata Kepala Daker Mekah, Subhan Cholid di kantornya, Rabu, 14 Agustus 2019.

Fasilitas layanan ini akan diterima jemaah pada saat kepulangan dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah maupun Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Baru  tiga negara yang mendapat kesempatan uji coba yakni Indonesia, India dan Malaysia. Untuk Indonesia  akan diujicobakan kepada 17 kloter, dari Embarkasi Jakarta dan Surabaya. 

"Dimulai JKS 4 sampai dengan 28 Agustus atau sebelas hari. Tidak hanya orangnya yang akan diprogram Iyab, tetapi bagasinya juga, untuk memudahkan," ujarnya. 

Subhan mengaku belum punya gambaran bagaimana kerja sistem Iyab. Apakah akan diambil sidik jari saat jemaah masih berada di Mekah, atau tetap di bandara keberangkatan. Belum ada sosialisasi resmi karena sifatnya masih uji coba. "Kita berharap bahwa kejadian-kejadian delay yang cukup panjang saat pemulangan dikurangi. Maka diluncurkan Iyab," ungkapnya.

Menurutnya, selama masa kepulangan jemaah haji, Bandara Arab Saudi menerbangkan flight rata-rata 200 per harinya. Antrean runway dan lainnya perlu kecermatan dan ketepatan waktu. Kemudian proses loading mulai dari imigrasi sampai sweeping butuh waktu lama. 

“Itu sudah dibantu city check dua hari sebelum kepulangan di hotel. Barang bawaan jemaah sudah ditimbang sejak di hotel dan langsung diangkut dengan truk ke bandara. Jemaah tinggal membawa tas tenteng. Jemaah juga tidak check in bagasi lagi," terang Subhan.

Kemudian, PPIH menerapkan toleransi jadwal waktu keberangkatan jemaah ke Bandara Jeddah dengan sistem J-8 dari Mekah. 2 jam untuk perjalanan dari Mekah ke Bandara Jeddah dan 6 jam untuk proses sweeping supaya lebih cepat.

"J-8 itu dari orang keluar hotel Mekah sampai flight. Misalnya terbang jam 8 (malam) maka jam 1 dari Mekah," paparnya. "Nah, dengan Iyab ini mudah-mudahan hambatan sedikit demi sedikit dikurangi," kata Subhan.