23 Jemaah Haji Meninggal Dunia Selama Puncak Haji 2019

Tenda kesehatan jemaah haji di Mina
Sumber :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

VIVA – Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Dr Eka Jusuf Singka mengatakan jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia selama puncak haji 2019 atau prosesi ibadah Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) berjumlah 23 orang. 

Akan tetapi, 15 orang di antaranya meninggal dunia di rumah sakit Arab Saudi, dan telah dirawat sebelum prosesi Armuzna. Sementara 7 orang meninggal dunia pada saat proses Armuzna dan 1 orang meninggal dunia dari haji khusus.

Untuk angka kematian jemaah selama puncak haji tahun 2019 ini diklaim menurun dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama. Banyak faktor yang menyebabkan angka kematian jemaah ini bisa ditekan, selain upaya preventif yang terus disosialisasikan kepada jemaah.

"Hal ini dibantu oleh turunnya hujan pada saat prosesi Armuzna kemudian untuk jemaah haji yang meninggal saat Armuzna juga lebih sedikit jika dibandingkan tahun kemarin," kata Dokter Eka Jusuf Singka di KKHI Mekah, Kamis, 15 Agustus 2019.

Sementara untuk angka pasien jemaah haji sakit sampai dengan hari ini, Eka mencatat di KKHI Madinah telah merawat 416 pasien dan semua pasien bisa sehat kembali dan bisa beribadah haji.

"Untuk KKHI Mekkah memang agak tinggi, hampir lima kali lipatnya, jadi sekitar 1.900 orang yang sudah dirawat di KKHI Mekah sebagian dievakuasi ke RSAS namun demikian kita bersyukur tidak ada yang meninggal di sini (KKHI)," ujar Eka.

Eka juga mengakui pasca Armuzna ini jumlah jemaah haji yang sakit dan dirawat jumlahnya semakin menurun, tidak sebanyak tahun sebelumnya. Namun, petugas kesehatan kloter tetap perlu memperhatikan kondisi jemaah dan memberi edukasi agar perbanyak istirahat untuk memulihkan kondisi setelah puncak haji.

"Kalau mereka terus beraktifitas, misalnya melakukan ibadah yang terus-menerus tanpa melihat kondisi, ini juga akan menyebabkan mereka drop," kata Eka.