Delegasi Amirul Hajj Minta P3JH Kemenag Diperkuat

P3JH lakukan pelayanan kepada jemaah haji
Sumber :
  • dok.ist

VIVA – Delegasi Amirul Hajj menyoroti keberadaan Tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) yang baru dua tahun terakhir ini dibentuk Kementerian Agama. Tim 'sapu jagat' ini bertugas memberikan layanan kesehatan berupa pertolongan pra medik kepada jemaah pada kesempatan pertama menemukannya. 

P3JH bersifat mobile atau selalu bergerak. Tim ini mengisi ruang-ruang kosong di sektor khusus dan di luar pos-pos layanan kesehatan maupun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Tahun ini, P3JH beranggotakan 30 orang. 

Anggota delegasi Amirul Hajj perwakilan Kementerian Kesehatan, Roberth Johan Pattiselanno mengatakan peran P3JH sangat penting, karena dalam beberapa kasus, seperti saat prosesi lempar jumrah, tim P3JH mampu menjangkau jemaah-jemaah yang terpisah dari rombongan dan kelelahan, sehingga bisa memberikan pertolongan pertama kepada jemaah.

"Sehingga saya usul P3JH ini diperkuat, kenapa? Karena petugas kesehatan di lapangan itu sudah ditentukan pos-posnya, untuk ditarik memperkuat di ujung terowongan Mina itu saya kira sulit sekali," kata Roberth di Jeddah, Sabtu malam,17 Agustus 2019

"Sehingga kalau ada P3JH yang bisa memberikan pertolongan pertama di titik sekitar daker itu sangat baik, sebelum diambil alih tim gerak cepat untuk dibawa ke pos-pos layanan kesehatan yang ada," imbuhnya.

Sebelumnya, dalam rapat evaluasi awal penyelenggaraan haji tahun 2019 di Kantor Urusan Teknis Haji Jeddah, mengatakan keberadaan P3JH terbukti efektif membantu jemaah haji, baik saat di Masjidil Haram maupun puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina atau Armuzna.
"Pada penyelenggaraan haji berikutnya, jumlah petugas P3JH saya kira mesti ditambah," ujarnya.

Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi menambahkan P3JH mulai aktif pada penyelenggaraan haji 2018, P3JH semakin menemukan pola kerja yang efektif. Tim ini diisi oleh tenaga profesional, yakni dokter dan tenaga kesehatan berpengalaman lapangan yang direkrut dari klinik Kementerian Agama, Fakultas Kedokteran UIN, Rumah Sakit Haji, dan Rumah Sakit TNI/Polri. 

"Saya berharap ke depan, Kemenkes akan lebih fokus untuk mengoptimalkan layanan di KKHI dan Sektor, serta penyediaan ambulan. Sementara, titik-titik kosong di lapangan akan diisi oleh P3JH untuk memberikan pertolongan pertama," ujarnya. 

Seperti tahun sebelumnya, saat fase Armuzna, P3JH melebur ke dalam tim MCR (Mobile Crisis & Rescue) bersama petugas perlindungan jemaah (linjam), media center haji (MCH), Tim Gerak Cepat (TGC), dan petugas Bimbingan Ibadah. 

MCR ditempatkan di sejumlah titik strategis Mina-Jamarat untuk memberikan pertolongan pra medik kepada jemaah sehingga mereka bisa menuntaskan rangkaian ibadah wajibnya.