Delay Penerbangan, Isu Klasik Kepulangan Jemaah Haji ke Tanah Air

Jemaah haji Kloter 18 Embarkasi Makassar (UPG) mendarat di Bandara Jeddah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Penundaan penerbangan (delay), masih menjadi persoalan yang kerap terjadi saat pemulangan jemaah haji ke Tanah Air. Gara-gara itu, jemaah harus menunggu berjam-jam lamanya di bandara Arab Saudi. 

Apalagi, untuk kepulangan dari Mekah, jemaah mesti bersiap 9 jam sebelum take off pesawat. Dua jam untuk perjalanan dari Mekah ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah, dan 7 jam sisanya untuk antisipasi waktu mengurusi bagasi dan imigrasi di bandara.

Bila ditambah dengan penundaan pesawat, maka bisa dibayangkan berapa jam lamanya jemaah mesti menunggu di bandara. Hal ini pula yang banyak dikeluhkan jemaah haji Indonesia. 

Kepala Daker Mekah, Subhan Cholid mengatakan penundaan penerbangan menjadi keluhan jemaah, karena harus menunggu berjam-jam karena keterlambatan. Jika informasi penundaan pesawat diterima jemaah setelah meninggalkan hotel di Mekah, maka dipastikan jemaah akan berada lebih lama di bandara.

Di sisi lain, petugas akomodasi tidak bisa memutarbalik bus yang sudah membawa jemaah menuju Jeddah, ketika mengetahui ada informasi delay pesawat. Petugas akomodasi tidak bisa menunda keberangkatan jemaah dari Mekah untuk dapat menyesuaikan dengan jam berikutnya itu.

"Jadi kalau mau pemberitahuan delay itu dilakukan 24 jam sebelum take off kita masih bisa membicarakan dengan maktab dan juga dengan naqabah (perusahaan layanan transportasi)," kata Subhan Cholid, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Di banyak kasus, Subhan mengatakan pemberitahuan delay dari maskapai baru diterima ketika jemaah sudah siap naik ke bus, yang akan mengangkut mereka ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Jika itu terjadi, maka pihaknya tidak bisa membatalkan perjalanan karena sudah tercatat dalam sistem e-Hajj kepulangan jemaah. Otomatis, ketentuan itu harus segera dijalankan. "Jadi kalau bus sudah datang jemaah sudah naik ya diberangkatkan (meskipun pesawat delay)," ujarnya.

Karena itu, PPIH Arab Saudi meminta pihak maskapai penerbangan haji agar informasi delay pesawat dapat diberitahukan setidaknya 24 jam sebelum keberangkatan jemaah menuju Bandara Jeddah. "Kita bisa membicarakan kepada maktab dan menyesuaikan jadwal yang ada di e-Hajj itu,"  ungkap Subhan.

Sebelumnya, jemaah haji Kloter 9 Embarkasi Solo (SOC) terpaksa mengalami penundaan kepulangan ke Tanah Air di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, setelah pesawat yang akan ditumpangi jemaah mengalami gangguan teknis. Jemaah mesti menunggu penggantian pesawat dari Tanah Air 10 jam lamanya. 

Dalam surat keterangan dari maskapai Garuda Indonesia, jemaah seharusnya berangkat pada Selasa, 20 Agustus 2019, pukul 10.40 waktu Arab Saudi (WAS) dan tiba di Indonesia pada Rabu, 21 Agustus 2019, pukul 03.40 WAS. Jadwal keberangkatan jemaah berubah menjadi pukul 20.10 WAS dan tiba di Indonesia pada Rabu, 21 Agustus 2019, pukul 13.10 WAS. 

"SOC 9 mengalami delay karena ada malah teknis pesawat jemaah haji di Embarkasi Solo sehingga sebabkan keterlambatan," ujar Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara, Arsyad Hidayat di Jeddah.

Sementara itu, Perwakilan Garuda Indonesia di Jeddah, Syafiq Alkatiri mengatakan sembari menunggu pesawat pengganti dari Indonesia, sebagai kompensasi penundaan kepulangan, jemaah Kloter 9 Solo diinapkan di hotel transit Al Nabaress Al Macy Jeddah untuk beristirahat sambil menunggu pesawat. Jemaah juga mendapatkan katering.