Begini Upaya PPIH Arab Saudi Cari Jemaah Haji Palembang yang Hilang

Kasatop Armuzna Kol Jaetul Muchlis di Muzdalifah
Sumber :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

VIVA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi masih berupaya melakukan pencarian terhadap jemaah haji Kloter 11 asal Palembang, Tapsirin Wajat Ratam (82) sampai hari ini belum diketahui keberadaannya. 

Tapsirin diketahui terpisah dari rombongan saat jemaah haji masih melaksanakan puncak haji mabit di Muzdalifah pada 9 Zulhijah 1440/10 Agustus 2019. Sementara kloternya sendiri saat ini sudah tiba di Tanah Air. 

Kepala Satuan Operasi Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina), Jaetul Muchlis memastikan masih terus melakukan pencarian terhadap jemaah Tapsirin. Ia menerima informasi dari petugas kloter bahwa Tasripin tidak kembali ke rombongan sejak di Muzdalifah.

"Saya informasikan ke seluruh satuan Armuzna. Mulai dari Mina, pos stationer 11 titik di Mina, kemudian diinformasikan ke tim Haramain. Karena boleh jadi beliau mengikuti arus pergerakan jemaah pada saat itu. Karena pada 10 Zulhijah ada jemaah yang Tawaf Ifadah," kata Jaetul Muchlis saat ditemui di kawasan Muzdalifah, Sabtu, 31 Agustus 2019.

Perwira menengah TNI AU ini menjabarkan tahapan pencarian Tapsirin mulai dari kloter, sektor adhoc di Masjidil Haram, rute perjalanan Mina sampai Jamarat. Pihaknya juga melakukan sweeping  di maktab negara lain di Asia, antisipasi jemaah tersasar dan salah masuk tenda. "Namun pada saat itu belum bisa ditemukan," ujarnya.

Pencarian, lanjut Jaetul, berlanjut dengan berkoordinasi dan melibatkan otoritas keamanan Arab Saudi, rumah sakit di sekitaran Armuzna, bahkan hingga ke rumah sakit jiwa di seluruh Mekah. Jaetul mengaku seluruh rumah sakit di Mekah telah dimasuki, untuk mencari jemaah atas nama Tapsirin.

"Penyisiran tidak hanya di atas kertas atau administrasi. Tapi kita cek di ruang rawat, ruang ICU, sampai ke kamar mayat rumah sakit. Setelah belum ditemukan jemaah tersebut, kita perluas," bebernya.

Sampai hari ini, pencarian sudah diperluas hingga wilayah Taif, yang jaraknya 90 km dari Mekah. Ada tiga rumah sakit di Taif yang menjadi lokasi pencarian jemaah, termasuk diantaranya rumah sakit jiwa di Taif. Semua data pasien dicek, termasuk data pasien negara-negara serumpun di ASEAN.

"Saya mintakan data jemaah yang serumpun. Mungkin orang Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Karena boleh jadi ada kekeliruhan pendataan. Termasuk melihat jemaah yang tidak diketahui identitas, yang dirawat atau di kamar mayat," terang Jaetul.

Tidak berhenti disitu, antisipasi berikutnya adalah dengan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Arab Saudi. "Mana tahu ada jemaah ditemukan pihak Imigrasi. Tapi kita dapatkan penjelasan, semua jemaah haji atau siapapun itu orang-orang berkunjung ke Mekah, setelah disidikjari, jemaah akan dikembalikan ke Masjidil Haram. Semua koordinasi sudah dilakukan," ungkapnya.

Foto Jemaah Kloter 11 Palembang, Tapsirin Wajat Ratam (81)

Namun demikian, Jaetul menegaskan pencarian oleh PPIH ini ada batas waktunya. Seiring dengan berakhirnya masa operasi haji di Arab Saudi, maka PPIH akan melimpahkan pencarian kepada otoritas Indonesia di Arab Saudi, yakni Konsulat Jenderal RI di Jeddah dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.

"Segala potensi yang ada kita koordinasi dan komunikasi sampai masa operasional PPIH. Nanti estafet ke perwakilan Indonesia di Arab Saudi. Ini sudah protapnya. Pencarian tanpa batas waktu dan tanpa akhir, dengan perwakilan (Indonesia) yang di Arab Saudi," ujar Jaetul.

Sebelumnya, pihak keluarga berharap pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama dapat membantu pencarian  Tapsirin Wajat Ratam bin Wajat (81 tahun), warga Kelurahan Talang Jambe, Kecamatan Sukarame Palembang, Sumatera Selatan. Pihak keluarga meyakini, Tapsirin walau sudah tua, namun masih cukup sehat dan belum pikun. 

“Kami hanya bisa berdoa agar ayah segera kembali. Dan besar harapan kami agar ayah bisa segera ditemukan, biar bisa berkumpul lagi dengan keluarga,” harap Rodi, anak Tapsirin.