Santunan Korban Crane Cair, Menag: Bentuk Tanggungjawab Arab Saudi

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Sumber :
  • Kemenag

VIVA – Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin bersyukur penantian yang ditunggu ahli waris dan korban jatuhnya crane di Masjidil Haram segera terwujud. Hal itu menyusul kabari dari Kedutaan Besar RI di Riyadh, yang memastikan telah menerima cek santunan bagi korban jatuhnya crane pada musim haji 1436H/2015M.

"Ini bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian yang amat patut diapresiasi," tegas Menag di Jakarta, Senin, 2 Agustus 2019.

Menag menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepedulian Pemerintah Saudi Arabia terhadap ahli waris dan keluarga para korban jatuhnya crane. Dalam keterangan persnya, KBRI Riyadh menyebutkan bahwa cek santunan yang telah diterima senilai US$6,133 atau setara SAR23juta, atau senilai Rp85,1miliar.

"Kementerian Agama siap membantu Kementerian Luar Negeri untuk mempercepat finalisasi administratif terkait penyampaian dana santunan kepada para korban luka berat dan cacat permanen serta para ahli waris korban meninggal dunia," tegas Menag. 

Sebelumnya, ada sebanyak 35 lembar cek yang diterima KBRI Riyadh, yang terdiri dari dua nominal. Pertama US$133.333, atau setara 500 ribu Riyal (Rp1,8 Miliar) untuk korban luka berat. Kedua, nominal US$266.666,66 atau setara 1 Juta Riyal (Rp3,7 Miliar) untuk korban meninggal dan korban cacat permanen. 

Sementara ada 1 Cek untuk korban luka berat masih perlu pencocokan data paspor dan secepatnya akan direalisasikan sehingga total menjadi lengkap 36 Cek. 

KBRI Riyadh juga sudah menyampaikan detil laporan kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk  selanjutnya akan dilakukan koordinasikan dengan Kementerian Agama RI, terkait finalisasi administratif terkait penyampaian dana santunan kepada para korban luka berat dan cacat permanen serta para ahli waris korban meninggal dunia. 

Peristiwa jatuhnya alat berat crane di Masjidil Haram terjadi pada Jumat 11 September 2015. Tercatat lebih dari 100 orang wafat dan lebih 200 orang luka akibat peristiwa tersebut. Selain dari Indonesia, mereka berasal dari Pakistan, India, Bangladesh, Malaysia, Turki, Aljazair, Iran, Irak, Libia, Afghanistan dan Mesir.