Operasional Haji di Mekah Dalam Angka

Sektor khusus Petugas Haji Indonesia melakukan orientasi lapangan
Sumber :
  • MCH2019/ Bahauddin

VIVA – Masa operasional haji Daerah Kerja Mekah telah berakhir pada Jumat, 6 September 2019, seiring telah diberangkatkannya seluruh jemaah haji Indonesia dari Kota Mekah ke Tanah Air untuk gelombang I, dan ke Madinah untuk gelombang II.

Kepala Daker Mekah, Subhan Cholid mengatakan dalam kurun waktu kurang lebih selama 60 hari ini pelayanan haji di Kota Mekah relatif dapat dilakukan dengan baik. Segala permasalahan dapat diantisipasi sehingga pelayanan dapat berjalan dengan lancar.

"Pelayanan jemaah di Kota Mekah pada musim haji 1440H/2019M ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena untuk pertamakalinya diterapkan sistem zonasi," kata Subhan di Mekah, Sabtu 7 September 2019.

Pada kesempatan tersebut, Subhan Cholid juga memaparkan perkembangan pelayanan haji Daker Mekah selama musim haji 2019 dalam angka sebagai tersebut.

Pertama, jumlah petugas Daerah Kerja Mekah berjumlah 1.280 orang. Ini terdiri dari 468 petugas PPIH Arab Saudi, 312 tenaga pendukung, 200 petugas bus shalawat, 163 tenaga kesehatan, serta 137 tenaga pendukung kesehatan.

Kedua, jemaah haji reguler beserta petugas yang masuk ke Kota Mekah berjumlah 215.350 orang yang terbagi dalam 529 kloter dari 13 embarkasi. 229 kloter yang membawa 93.914 orang merupakan jemaah dan petugas haji gelombang I yang masuk ke Mekah dari Kota Madinah. Sementara 300 kloter lainnya yang membawa 121.436 jemaah dan petugas gelombang II masuk ke Mekah dari Kota Jeddah.

Adapun untuk jemaah haji khusus yang masuk ke Kota Mekah berjumlah 16.881 Orang yang dibawa oleh 271 Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Ketiga, selama berada di Kota Mekah, jemaah haji reguler menempati 173 hotel yang tersebar dalam tujuh zona yang ditetapkan. "Jika di kalkulasi, maka tidak kurang dari 52.902 kamar hotel yang kami persiapkan bagi jemaah. Dalam persiapannya, semua kami cek satu per satu. Tidak random," ujar Subhan.

Di pemondokan Mekah, konsumsi air bersih jemaah haji Indonesia diperkirakan mencapai 387.630.000 liter. "Alhamdulillah kebutuhan air bersih jemaah dapat kita penuhi dengan baik," imbuhnya.

Keempat, Subhan juga mengungkapkan pelayanan yang diberikan selama fase Arafah Muzdalifah dan Mina. "Pada musim haji kali ini kita menyiapkan 5.609 tenda. Masing-masing, 1.419 tenda di Arafah dan 4.190 tenda di Mina," kata Subhan.

Tahun ini, untuk pertama kalinya juga disiapkan tenda ber-AC di Arafah. "Tak hanya itu, mulai tahun ini, PPIH juga untuk pertama kalinya dapat menentukan nomor-nomor tiap tenda di Arafah dan Mina, disertai jumlah kapasitas masing-masing tenda," ujar Subhan.

Penomoran yang dilakukan ini menurut Subhan bertujuan untuk memudahkan jemaah maupun petugas untuk mengetahui posisi tenda selama berada di Arafah dan Mina.

Inovasi lain yang ada selama pelayanan Armuzna adalah penambahan urinoir di Mina. "Tahun ini untuk tiap maktab di Mina ada penambahan delapan buah urinoir," jelas Subhan.

Kelima, terkait dengan konsumsi jemaah, Subhan menjelaskan bahwa selama musim haji 1440H, Daker Mekah telah menyiapkan 12.059.600 boks makanan bagi jemaah. Rinciannya, 8.614.000 boks diberikan di Mekah, sementara 3.445.600 boks lainnya disiapkan pada masa masyair (puncak haji).

"Selama berada di Mekah, jemaah juga mendapatkan menu zonasi sebanyak tiga kali seminggu, yakni pada Selasa, Kamis, dan Sabtu malam. Jemaah juga mendapatkan tambahan snack bubur kacang hijau setiap Ba’da Shalat Jumat," sambungnya.

Kebutuhan air minum pun menjadi perhatian serius PPIH Arab Saudi Daker Makkah pada tahun ini. Apalagi, untuk menghadapi cuaca Makkah yang berkisar antara 36-49 derajat celcius. Menurut Subhan, selain yang disediakan dalam paket konsumsi, PPIH juga meminta pihak pemondokan untuk menyediakan air minum bagi para jemaah.

PPIH juga bekerjasama dengan lembaga Zamazima selaku penyedia Air Zamzam di Saudi, untuk menyediakan air zamzam bagi jemaah. Masing-masing jemaah memperoleh satu liter air zamzam per hari.

"Jadi, total kami telah menyediakan 36.178.800 botol air minum dan 5.383.750 liter air zamzam bagi jemaah selama musim haji. Ini untuk mengantisipasi agar jemaah tidak mengalami dehidrasi," jelas Subhan.

Keenam, untuk layanan transportasi, selama di Makkah jemaah haji difasilitasi dengan Bus Shalawat yang tersedia selama 24 jam. Bus ini menjadi sarana transportasi utama untuk mengantar jemaah dari pemondokan menuju Masjidil Haram. PPIH mengoperasikan Bus Shalawat selama 46 hari, dengan menyediakan 419 bus utama dan 31 bus cadangan.  

"Jika dikalkulasi, selama musim haji 2019 ini Bus Shalawat telah melayani 296.292 trip," ujar Subhan.

Tak hanya layanan Bus Shalawat, tim transpotasi menurut Subhan juga terbilang sukses melayani 16.425 trip selama masyair. Trip ini meliputi pengangkutan jemaah dengan rute Mekah – Arafah – Muzdalifah – Mina – Mekah.

"Bahkan dibandingkan tahun sebelumnya, pendorongan jemaah haji dari Mekah menuju Arafah misalnya, ternyata dapat dilakukan empat jam lebih cepat. Jika tahun lalu pengangkutan jemaah dari Mekah ke Arafah bisa selesai pukul 02.00 pagi, maka tahun ini sebelum pukul dua belas malam seluruh jemaah telah selesai diberangkatkan ke Arafah," cerita Subhan.

Ketujuh, Subhan menyampaikan rasa syukurnya karena tahun ini program bimbingan ibadah dapat berjalan dengan relatif baik. Pada tahun ini  sekurangnya ada 1.214 kali pertemuan yang dibuat oleh konsultan dan pembimbung ibadah dengan para jemaa. Ini bertujuan untuk memperkuat manasik dan pengetahuan jemaah tentang pelaksanaan haji sendiri.

Layanan konsultasi pun menurutnya bisa menembus angka lebih dari seribu kali. "Ini juga menunjukkan pentingnya kehadiran para konsultan dan pembimbing ibadah," kata Subhan.

Kedelapan, beberapa hal yang menjadi catatan Subhan adalah terkait dengan kasus kehilangan uang serta pengelolaan sampah. Tahun ini kasus kehilangan uang yang dialami jemaah masih cukup tinggi. Total tercatat sebesar Rp.334.006.000. Untuk itu ke depan, jemaah diimbau agar tidak terlampau banyak membawa perbekalan.

"Sementara jumlah sampah yang mencapai 19.381.500 kg juga menjadi catatan bagi kita, sehingga ke depan bisa mencari solusi untuk menekan jumlah sampah ini," tuturnya.