Bahagianya Nenek Tiwa, Takbir Melihat Ka'bah dan Menangis di Raudhah

Nenek Tiwa, 102 tahun, jemaah haji asal Pamekasan
Sumber :
  • MCH 2019

VIVA – Jemaah haji Indonesia selalu punya segudang kesan ketika pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Suci, Mekah dan Madinah. Di Madinah banyak tempat penting yang mustajab dan dilipatgandakan pahalanya ketika beribadah di sana. 

Seperti salat di Masjid Nabawi. Dalam suatu riwayat, salat di masjid Rasulullah SAW ini setara 1000 kali salat di masjid lain. Di Masjid Nabawi terdapat Makam Rasulullah SAW dan Raudhah, sebuah ruang antara mimbar dan makam Rasulullah SAW. 

Di Mekah, Masjidil Haram memiliki arti penting bagi jemaah haji dan umrah. Selain karena thawaf di Ka'bah menjadi salah satu rukun haji, ibadah di kiblatnya kaum muslimin ini memiliki banyak keutamaan, 100.000 kali lipat dibanding tempat lain.

Kebahagian itulah yang dialami nenek Tiwa Sajarin Ahmad. Di usia yang sudah sepuh, 102 tahun, nenek asal Kabupaten Pamekasan ini sangat bahagia saat pertama kalinya menginjakkan kaki di Mekah, kota kelahiran Baginda Rosulullah Muhammad SAW.  
 
"Sangat bahagia. Di Raudhah, berdoa nangis. Di Ka'bah (enggak tahu doanya) bilang Allahu akbar..Allahu akbar.." kata Nenek Tiwa saat ditemui Tim MCH di kamar hotelnya, Jumat, 20 Juli 2019. Nenek Tiwa tak bisa berbahasa Indonesia. Ia menyampaikan perasaannya dengan bahasa Madura.

Selama di Tanah Suci ini, Nenek Tiwa selalu mendoakan anak-anak cucunya, baik saat di Masjidil Haram, maupun waktu berada di Madinah. Nenek Tiwa berdoa untuk keluargannya di Makam Rasulullah. 

Nenek Tiwa merupakan jemaah haji Kloter SUB 11 asal Kabupaten Pamekasan. Ia sudah mendaftar haji sejak tahun 2016. Nenek Tiwa memiliki tiga orang anak dan 12 cucu. Saat diwawancarai Tim MCH, Nenek Tiwa sangat menikmati makanan yang disediakan katering PPIH Mekah.

Ia tampak menyantap nasi yang ditaburi abon ikan. Nenek Tiwa menyukai menu makanan yang selama ini disediakan tim katering PPIH Arab Saudi. "Nyaman (enak) semuanya," kata dia.