Abdullah bin Abbas, Sahabat Kecil Rasulullah yang Menepi ke Taif

Masjid Abdullah bin Abbas di Taif, Mekah
Sumber :
  • Bahauddin/MCH2019

VIVA – Berkunjung ke Kota Taif, kurang afdol rasanya kalau tidak berkunjung ke Masjid Abdullah bin Abbas. Berada di dataran tinggi Taif, Arab Saudi, masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi jemaah haji maupun umrah. 

Menilik sejarahnya, masjid yang dibangun pada 592 H ini punya nilai sejarah yang sangat tinggi. Nama masjid dinisbatkan nama seorang sahabat kecil Nabi Muhammad SAW yang dikenal paling banyak meriwayatkan hadist, Abdullah bin Abbas atau Ibnu Abbas. 

Di sekitarnya terdapat makam Abdullah bin Abbas. Tapi, jangan membayangan makamnya para ulama di Tanah Air yang dibangun megah. Di Taif ini, makam Ibnu Abbas tak ubahnya makam-makam pada umumnya di Arab Saudi. 

Makamnya cuma dipagari tembok setinggi 5 meter. Tak ada pintu masuk menuju makam, jika ingin berdoa cukup berdiri di depan tembok. Kalau memaksa ingin melihat makam, mesti memanjat tembok dengan cara menaiki bahu rekannya.

Makam Ibnu Abbas kini terletak di samping tempat salat wanita. Ada juga seorang tokoh besar yang bernama Imam Muhammad bin Al Hanafiyah bin Ali Ibnu Abi Thalib yang juga dimakamkan di tempat tersebut. Dia putra Sayidina Ali dari istri selain Fatimah.

Foto Makam Abdullah bin Abbas di Taif, Mekah.

Siapa Abdullah bin Abbas, atau yang akrab disapa Ibnu Abbas?

Abdullah bin Abbas merupakan keponakan Nabi Muhammad SAW. Ayahnya merupakan paman Nabi yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib dan ibunya bernama Ummu Lubaba, wanita kedua yang masuk Islam setelah Khadijah bin Khuwailid (istri Rasulullah).

Lahir pada 619 M, usia Abdullah bin Abbas terpaut sangat jauh dengan Rasulullah. Saat Ibnu Abbas masih berusia 3-4 tahun, Rasulullah sudah berusia 50 tahun. Meskipun masih anak-anak, Ibnu Abbas ini selalu mengiringi Rasulullah kemana pun berada. Ia merupakan sahabat kecil Rasulullah.

Ia menyiapkan air wudhu untuk Rasulullah, ikut salat berjamaah dengannya, hingga mengikuti majelis-majelis ilmunya. Dari kedekatan inilah, Ibnu Abbas yang usianya masih anak-anak sudah banyak meneladani sifat Rasulullah SAW. 

Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, Ibnu Abbas baru menginjak usia sekitar 15 atau 16 tahun. Meskipun Rasulullah tiada, Ibnu Abbas terus melanjutkan syiar dan memperdalam agama Islam. Karakternya yang cerdas, lembut dan bijaksana, sehingga kerap menyelesaikan perselisihan di antara kaumnya.

Ibnu Abbas merupakan salah satu sahabat yang berpengetahuan luas. Banyak hadits Rasulullah yang diriwayatkannya. Ada sekitar 1660 hadits yang diriwayatkan melalui jalur Ibnu Abbas. Namanya tercatat sebagai periwayat hadist terbanyak kelima setelah Siti Aisyah RA.

Foto: Gerbang Masjid Abdullah bin Abbas

Hal ini bisa dimaklumi, karena sejak kecil Ibnu Abbas ini selalu bersama-sama Rasulullah hingga wafatnya. Bahkan Rasulullah SAW pernah menimang Ibnu Abbas kecil dan mendoakannya dengan cara meletakkan air liurnya ke mulut Ibnu Abbas.

Nabi mendoakan anak pamannya itu menjadi ahlul hikmah atan ahli ilmu kelak dewasa nanti. Doa Rasulullah jadi kenyataan. Sepeninggal Nabi, Ibnu Abbas dijadikan sandaran atau rujukan khusus dalam Alquran, Ilmu Tafsir, dan Hadits.

Di usia senjanya, Ibnu Abbas memilih pergi ke Taif dan menghabiskan usianya disana. Ia pun berpesan agar dimakamkan di Taif, bukan di Mekah atau Madinah. Abdullah bin Abbas meninggal di Taif pada 78 Hijriyah saat berusia 81 tahun.

Taif sendiri merupakah salah satu kota di Provinsi Mekah. Di kota Taif bisa kita jumpai hamparan pemandangan hijau dan sejuknya hawa pegunungan. Taif terletak pada ketinggian 1.700 m di lereng Pegunungan Sarawat.