Agar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Tips Wanita Atur Siklus Menstruasi

Suasana di sekitar Kabah di Kota Mekah, Arab Saudi jelang puncak haji.
Sumber :
  • H Eko Priliawito - VIVA.co.id

VIVA – Menstruasi yang terjadi saat musim haji menjadi kekhawatiran banyak kaum muslimah. Padahal sesungguhnya kondisi tersebut dapat dikendalikan.

Bagi jemaah haji wanita yang berada pada usia produktif bisa mengatur jumlah hormon dalam tubuhnya dengan bantuan obat-obatan tertentu. Pengaturan ini bertujuan untuk mengatur hormonal sehingga siklus menstruasi bisa disesuaikan dengan waktu ibadah yang diinginkan.

"Jadi pada jemaah wanita yang berusaha untuk mengatur siklus haidnya agar pada waktu ibadah wajib itu tidak mengalami menstruasi, jemaah bisa mengaturnya dengan memajukan atau memundurkan siklus haidnya,” ujar dokter spesialis kebidanan dr. Mona, Sp.OG., dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Jumat 12 Juli 2019.

Dokter Mona yang juga anggota Tim Promotif Preventif 2019, menyarankan para jemaah haji wanita yang akan mengontrol siklus haid bisa dengan melakukan rekayasa hormonal. Ini dilakukan dengan pemakaian obat-obatan yang mengandung hormon seperti pil kontrasepsi. Pil kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan atau progesteron dengan dosis tertentu.

Penggunaan pil kontrasepsi ini tidak bisa sembarangan. Melainkan harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter, baik saat di Indonesia maupun ketika sudah sampai di Arab Saudi. Pada beberapa orang, pemakaian pil kontrasepsi memiliki efek samping seperti sakit kepala dan mual.

Jika hal tersebut terjadi, maka bisa diatasi dengan mengganti kombinasi yang berisi hormon lain. Bisa juga dengan metode kontrasepsi lainnya seperti suntik.

"Untuk kapan digunakan obat itu, kapan dia pakai itu, sudah harus dikonsultasikan sama dokter yang bertugas untuk memantau kapan waktu haidnya. Jadi pada waktu wukuf nanti sudah diprediksi, oh saya tidak akan haid pada waktu nanti," terang Mona.

Berikut tips bagi para jemaah haji wanita yang akan mencoba metode kontrasepsi saat berhaji atau umrah berdasarkan paparan dr. Mona SpOG.

1. Ketahui waktu siklus haid, sehingga bisa mengetahui dan menghitung tanggalnya apakah akan dimajukan atau dimundurkan.

2. Kontrasepsi dengan kandungan hormon progesteron digunakan dua pekan sebelum waktu siklus haid berikutnya. Apabila menggunakan yang mengandung hormon kombinasi (progesteron dan estrogen) bisa diminum di hari kedua sampai kelima siklus haid.

3. Ada alternatif selain penggunaan pil, yaitu kontrasepsi jenis suntik. Ada dua pilihan yang tersedia, suntikan untuk jangka waktu 4 minggu atau 12 minggu.

4. Konsumsi pil harus teratur waktunya, karena jika tidak maka bisa terjadi gangguan seperti keluar flek atau pendarahan. Bahkan bisa berpotensi gagal, terjadi menstruasi. Mona mencontohkan kalau pil harus diminum sehari dua kali, maka pembagiannya harus konsisten setiap 12 jam sekali minum satu pil. Jika konsumsi pertama pukul 7 pagi, maka pil kedua harus diminum pukul 7 malam, jangan sampai terlambat.