Jemaah Sepuh Jangan Paksa Umrah Berulang, Jaga Fisik untuk Puncak Haji

Petugas sedang menolong jemaah haji yang tersesat, Buyung Etek Malinur (86).
Sumber :
  • Bahauddin/MCH2019

VIVA – Sudah lebih dari 10 ribu jemaah haji Indonesia tiba di Mekah. Mereka sebelumnya diberangkatkan dari Madinah setelah selesai melaksanakan Arbain. Jemaah kini mulai memadati kawasan Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah umrah dan salat di depan Ka'bah.

Bagi umat Muslim, bisa salat dan beribadah di Masjidil Haram merupakan kesempatan mahal, dan tak ingin disia-siakan. Kalau bisa, inginnya setiap waktu umrah dan salat di Masjidil Haram. Begitu juga jemaah haji Indonesia. Mereka berlomba-lomba menunaikan ibadah.

Namun, jemaah Indonesia diingatkan agar bijak dalam menunaikan ibadah di Masjidil Haram. Apalagi di tengah cuaca panas yang terik, keterbatasan fisik serta rentan terjadinya gangguan kesehatan, maka menjaga kebugaran fisik harus menjadi pertimbangan.

"Ibadah berulang di Masjidil Haram itu baik. Tapi jangan lupa puncak ibadah haji itu adalah Arafah," kata Pengendali Ibadah PPIH Arab Saudi, Oman Fathurahman, saat berbincang dengan Tim MCH, Selasa kemarin, 16 Juli 2019. 

"Jadi energinya dipersiapkan," imbuhnya.

Untuk membekali jemaah dalam urusan ibadah, Kementerian Agama mengingatkan kepada para konsultan ibadah agar membekali jemaah dengan ilmu manasik haji, akhlak berbudi, dan pesan supaya berhati-hati dalam segala hal. Semua itu agar disampaikan ke jemaah, baik pada saat visitasi dan edukasi.

Dalam rangka itu, terang Oman, Kemenag meminta para konsultan untuk menentramkan para jamaah. Bukan malah menakut-nakuti. Karenannya para konsultan ibadah yang direkrut harus menguasai fiqih dari berbagai Mazhab.

"Seperti, melempar jumrah baik di waktu utama. Tapi ada pilihan paling terakhir yang agak lemah. Tapi karena kondisi tertentu. 

Intinya menyampaikan kemudahan, bukan kesulitan. Karena kesulitan bisa membuat jamaah tertekan," ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini. 

Terpisah, Konsultan Pembimbing Ibadah KH Ahmad Kartono mengatakan pelaksanaan ibadah di Masjidil Haram tak harus berulang kali. Karena seacara hukum, shalat di pemondokan atau masjid terdekat di sekitaran Mekah itu pahalanya sama dengan di Masjidil Haram.

"Oleh karena itu, dianjurkan jamaah yang sepuh dan risti sebaiknya shalat di masjid terdekat atau di pemondokan untuk menjaga fisik dan menjaga kesehatan sebelum wukuf," kata Kiai Kartono.

Meski demikian, secara hukum jamaah yang berulang kali melaksanakan umrah berulang kali di bulan haji diperbolehkan, tapi bagi jemaah lanjut usia dan risiko tinggi, ibadah berulang kali ini perlu dipertimbangkan untuk tetap menjaga kesehatannya. 

"Karena umrah berulang kali bisa dilakukan setelah kegiatan Arafah, Muzdalifah, setelah wukuf di Arafah sebelum kita pulang ke Tanah Air ada waktu untuk melaksanakan umrah sunah," tegasnya.