Air Zamzam di Dalam Koper Bisa Ancam Penerbangan

Pemeriksaan Koper Jemaah Haji
Sumber :
  • Bahauddin-Dedy/MCH2019

VIVA – Kepala Daerah Kerja Mekah, Subhan Cholid berkali-kali mengingatkan kepada para jemaah haji agar tidak membawa air zamzam ke dalam kopernya. Selain percuma (tidak akan diangkut kopernya), air zamzam di dalam koper bisa membahayakan penerbangan.

Hal itu juga ditekankan saat pertemuan Kadaker Mekah dengan pihak maskapai penerbangan haji Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines. Pihak maskapai meminta PPIH agar mensosialisasikan kepada jemaah agar tidak memasukan zat cair ke dalam koper besar.

"Setiap tahun zat cair yang dimaksud itu adalah air zamzam. Kenapa itu dilarang? Karena itu akan membahayakan keselamatan penerbangan," kata Subhan Cholid, Jumat, 16 Agustus 2019.

Subhan mengatakan larangan air zamzam dibawa ke dalam koper karena di dalam koper itu tidak ada pengaman yang bisa melindungi tempat air, baik botol maupun tempat lainnya. Menurutnya, koper diletakkan di bagasi pesawat dengan cara ditumpuk, salin tindih tanpa pengaman tambahan. Bila ada botol air didalamnya, rentan menimbulkan kebocoran atau pecah.

"Nah, di bawah bagasi itu terdapat ribuan kabel ya, instalasi kabel di penerbangan itu, andai kata air itu menetes sampai ke situ, itu akan membahayakan penerbangan itu sendiri. Jadi larangan itu demi keselamatan penerbangan," ujarnya. 

Adapun masing-masing jemaah akan mendapat 5 liter air zamzam saat tiba di embarkasi. Tentu, ada jemaah yang ingin membawa lebih dari itu. Apalagi ada air zamzam pesanan khusus yang sudah ditawafkan berkali-kali dan dibawa ke tempat sakral.

"Nah, ini harus dibawa pulang karena itu jimat, mungkin dianggap sebagai jimat yang harus dibawa pulang. Maka itulah yang dilakukan (jemaah nekat membawa air zamzam di koper)," ungkapnya.

Sebelumnya, satu truk koper milik jemaah haji Embarkasi Surabaya 1 dikembalikan ke jemaah untuk dibongkar. Ratusan koper jemaah tersebut setelah dilakukan x-ray di sebuah gudang terindikasi membawa air zamzam.

"Nah ini masih lebih bagus karena masih ada waktu untuk jemaah membongkar sendiri dan menata kembali koper-koper tersebut lalu kemudian dikirimkan lagi ke gudang," terang Subhan.

Namun, ketika nanti pada saat puncak pemulangan, pihak maskapai tidak punya waktu dan tenaga untuk membongkar apalagi mengembalikan barang tersebut, maka koper-koper tersebut akan dibongkar paksa di bandara oleh petugas bandara.

"Nah kalau dibongakar paksa dan tidak bisa juga maka tidak akan diangkut oleh maskapai dan dikembalikan. Risikonya barang tersebut tidak akan kembali bersamaan dengan jamaah," tegasnya.