Cari Waktu yang Tepat Ibadah di Raudhah, Taman Surga di Masjid Nabawi

Raudhatun Jannah/Raudhah (Taman Surga) di Masjid Nabawi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aji Styawan

VIVA – Jemaah haji Indonesia gelombang kedua hari ini mulai diberangkatkan secara bertahap ke Madinah. Mereka akan berada di Madinah selama 8 hari untuk menunaikan Salat Arbain, yakni salat 40 waktu di Masjid Nabawi. 

Jemaah gelombang kedua ini sebelumnya mendarat di Bandara Jeddah mulai periode 20 Juli-5 Agustus 2019. Mereka langsung diberangkatkan ke Mekah untuk persiapan haji. Berbeda dengan jemaah gelombang pertama, mereka datang lebih awal 6 Juli-19 Juli 2019 dan mendarat di Madinah.

Sebagian jemaah gelombang pertama, saat ini secara bertahap dipulangkan ke Tanah Air. Sedangkan jemaah gelombang kedua diberangkatkan ke Madinah untuk diberi kesempatan melaksanakan Arbain, ibadah di Raudhah dan ziarah di Kota Nabi.

Untuk jemaah gelombang kedua, perlu kiranya memperhatikan tempat-tempat yang mustajab di Masjid Nabawi. Diantaranya adalah Raudhah. 

Raudhah adalah area yang terletak di antara rumah Rasulullah SAW, yang merupakan kamar Aisyah (sekarang makam Nabi Muhammad) dan mimbar Nabi. Dinamakan Raudhah, karena sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

"Di antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga".

Raudhah memiliki luas sekitar 330 meter persegi. Terdapat beberapa tempat istimewa di area Raudhah dan bagian ujungnya. Lokasinya ditandai dengan pilar-pilar warna putih berornamen khas. Tempat ini nyaris tidak pernah sepi dari pengunjung, layaknya Hajar Aswad dan Multazam di Ka'bah.

Meskipun puncak haji sudah berakhir, bukan berarti Masjid Nabawi sepi pengunjung. Beberapa negara menerapkan waktu tinggal yang lama bagi jemaah hajinya untuk memberikan kesempatan Arbain di Masjid Nabawi. Seperti halnya jemaah Indonesia. 

"Jemaah tetap ada cuma dari kepadatan sedikit longgar, karena mereka ada yang sudah didorong ke negaranya masing-masing. Jadi relatif bisa beribadah di Masjid Nabawi dengan aman dan nyaman," kata Dirjen Haji dan Umrah, Nizar Ali usai melepas jemaah SUB 41 ke Madinah, Rabu, 21 Agustus 2019.

Nizar mengatakan energi yang dibutuhkan jemaah haji justru bukan saat salat di Masjid Nabawi, tapi ketika mereka antre masuk ke Raudhah, baik jemaah perempuan maupun laki-laki. Jemaah akan berdiri dalam waktu lama untuk mendapat giliran masuk ke Raudhah, sehingga butuh fisik yang baik. 

"Sehingga tentu ini kami harapkan jemaah cari momen yang tepat sehingga bisa masuk ke situ dengan aman," ujarnya.

Menurut Nizar, waktu yang sangat padat masuk ke Raudhah yakni selepas salat fardlu. Jemaah mesti mensiasati waktu untuk bisa ibadah di Raudhah. Disamping itu, butuh fisik yang kuat untuk berdiri lama sembari mengantre. 

"Jadi mungkin tengah malam itu dibuka bebas, tapi mereka fisik harus kuat di situ agar bisa nongkrongi dekat Raudhah berjam-jam dalam konteks ini. Jadi kalau itu bisa disiapkan tentu masuk Raudhah lebih mudah daripada habis salat pasti berbondong-bondong masuk Raudhah," ungkapnya.