Jemaah Haji di Madinah, Jangan Lupa Singgah di Kebun Kurma

Kebun Kurma di Madinah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Jemaah haji Indonesia bisa memanfaatkan waktunya selama berada di Madinah, untuk melaksanakan ibadah Arbain, yaitu salat 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi. Di samping melaksanakan Arbain, jemaah juga bisa memanfaatkan waktunya untuk ziarah ke beberapa tempat, sebagai bagian layanan dari pihak Muassasah.

Salah satu yang menarik untuk dikunjungi jemaah adalah kebun kurma Madinah. Ya, tempat ini kerap menjadi salah satu destinasi para jemaah haji dari berbagai negara. Apalagi, kurma adalah buah yang banyak khasiatnya sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW.

Lokasinya tak jauh dari Masjid Quba, masjid yang pertama kali dibangun Nabi Muhammad SAW. Jaraknya sekitar 5 kilometer sebelah tenggara Kota Madinah. Meski pohon kurma di wilayah ini usianya sudah puluhan tahun, tapi pohonnya terus berbuah.

"Ini dulu adalah kawasan Abdurrahman bin Auf. Dia yang pertama kali menanam kurma di sini," kata Majeed, pemilik kebun kurma di Madinah saat kedatangan Tim MCH, Rabu, 10 Juli 2019.

Untuk berkomunikasi dengan Majeed, Tim MCH dibantu Umar, warga negara Indonesia yang sudah 21 tahun bekerja di Madinah.

Kebun kurma ini memiliki 600 pohon kurma dengan beragam jenis. Ada kurma jenis Rutanah, Halwah, hingga Ajwa. Umurnya bervariasi ada yang enam tahun hingga 60 tahun. Sekilas, pohon kurma ini seperti pohon sawit. Tertata rapi dan di tanah dengan jarak yang relatif sama. 

Agar pohonnya tetap subur, pohon kurma membutuhkan pengairan yang cukup. Pemilik kebun membuat sumur bor sedalam 300 meter untuk mengairi kebun kurmanya. Dua kali sehari, pemilik kebun ini mengairi kebun kurmanya, yakni setiap habis salat Subuh dan Magrib.

Caranya, air dialirkan ke parit yang sudah dibuat hingga menggenangi sekitaran pohon. Agar pohonnya berbuah lebat, pada waktu tertentu diberi pupuk kotoran domba. "Pohon ini terus berbuah, tidak pernah berhenti," kata Umar mewakili Majeed.

Kabir, salah satu pekerja asal Bangladesh, mengatakan, pohon kurma membutuhkan waktu enam bulan dari mulai mengawinkan bunga jantan dan betina hingga panen. Perkawinan bunga biasanya dilakukan manual oleh para pekerja. Sejak masih kecil, buahnya dibungkus agar tidak rontok. 

"Kadang juga dipetik ketika masih muda. Banyak yang mencarinya," terang Kabir.

Kebun kurma Majeed ini menjadi salah satu tujuan para jemaah haji Indonesia yang ingin membeli oleh-oleh. Selain melihat lebih dekat pohon kurma, di tempat ini jemaah juga bisa membeli kurma. Semua jenis ada. Harganya bervariasi, mulai dari 35 riyal hingga 100 riyal tergantung jenisnya.

"Yang paling banyak diburu adalah kurma Ajwa (kurma Nabi)," timpal Umar yang telah bekerja di Madinah selama 21 tahun ini.

Menurut pria asal Madura, Jawa Timur itu, kebun kurma Majeed buka setiap hari. Pada musim haji buka setelah Subuh hingga pukul 09.00 WAS, sedangkan musim umrah dari Subuh hingga pukul 11.00 WAS.