Rumah Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang Kini Jadi Perpustakaan Mekah

Rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW di sekitaran Masjidil Haram
Sumber :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

VIVA – Masjidil Haram di sebelah Timur Ka'bah. Bangunan sederhana itu tampak begitu sederhana. Tak ada pilar-pilar menjulang, layaknya bangunan di sekelilingnya.

Bentuknya mirip kubus dengan jendela ukir dari kayu. Umumnya bangunan-bangunan rumah di Kota Mekah. Di bagian depan bangunan tertulis Maktabah Makkah al Mukarramah atau Makkah al Mukarromah Library, alias perpustakaan Makkah al Mukarramah.

Meski namanya perpustakaan, nyaris tak ada aktifitas di dalamnya. Sulit juga diintip dari luar. Selain pintunya terkunci rapat, sekelilingnya juga dipasang pagar pembatas. Menandakan tempat ini memang tidak dapat dikunjungi.

Namun demikian, di bagian kanan depan, terpampang sebuah banner berisi empat frame foto suasana dalam perpustakan. Foto-foto itu setidaknya memberikan gambaran sekilas bagi para jemaah yang mungkin penasaran dengan isi dalam perpusataan tersebut.

Tapi yang membuat penasaran adalah sebuah maklumat yang terpampang di sisi depan kiri tembok bangunan berciri Timur Tengah itu. Maklumat ditulis dalam enam bahasa, ada Arab, Inggris, Turki, India, Urdu dan Arab Afrika.

Maklumat itu berbunyi 'Kepala saudara muslim, tidak disyariatkan ziarah tempat ini dengan tujuan pengkultusan ibadah, disebabkan tidak ada dalil yang menjelaskan tentang itu'.

Perpustakaan Mekah ini memang diyakini sebagai rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lokasinya persis di bawah lembah bukit antara dua terminal yang ada di Masjidil Haram, Syib Amir dan Mahbas Jin. 

Dari beberapa literatur sejarah meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 571 Masehi atau 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Nabi Muhammad SAW lahir di rumah kakeknya Abdul Muthalib, yang diyakini lokasinya persis di Perpustakaan Mekah al Mukarramah berdiri saat ini.

Sebuah papan informasi yang terpampang di atas pintu perpustakaan itu cuma menuliskan informasi singkat tentang kapan bangunan ini didirikan, yakni pada tahun 1370 Hijriah. Selebihnya tak ada keterangan yang menegaskan bahwa perpustakaan ini ada dulunya adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Arab Saudi sepertinya sengaja menyembunyikan sejarah tempat rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang kini menjadi perpustakaan. Itu sebabnya, maklumat besar terpampang di depan perpustakaan, yang isinya larangan untuk beribadah apalagi sampai memuja atau mengkultuskan rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Bahkan, pemerintah Arab Saudi pernah berencana menghancurkan bangunan tersebut, sebagai konsekuensi dari perluasan Masjidil Haram. Mengingat sejumlah bangunan di sekitarnya juga ikut dipugar untuk perluasan. Namun rencana itu urung dilakukan.

Kini, bangunan yang dulunya diyakini sebagai tempat rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai perpustakaan. Walau sudah dilakukan pemugaran (bukan bangunan asli), tapi letak dan tempatnya masih dipelihara dengan baik. 

Sayangnya, tidak ada ciri atau identitas apapun terkait rumah kelahiran Nabi di tempat itu, kecuali tulisan Perpustakaan Makkah al Mukarramah, dan maklumat larangan bagi peziarah untuk mengkultuskan tempat itu.

Konsultan Ibadah PPIH Mekah, KH Ahmad Kartono membenarkan bahwa maulid atau tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW berada di sisi jalan tempat antara Bukit Safa dan Marwah. Dalam perkembangannya, tempat kelahiran Nabi itu dialihfungsikan menjadi perpustakaan atau maktabah.

Awalnya, memang perpustakaan itu tidak ditutup. Jemaah diperkenankan masuk ke dalamnya. Tapi sekarang, meskipun musim haji, pintu perpustakaan ditutup dan jemaah tidak diperkenankan ziarah.Pemerintah Arab Saudi melarang jemaah ziarah ke tempat itu, khawatir menimbulkan pengkultusan. 

"Itu yang menyebabkan jemaah tidak bisa ziarah di tempat itu. Sekalipun itu perpustakaan juga tapi ternyata musim haji ditutup," kata KH Ahmad Kartono, Rabu, 21 Agustus 2019.

Ia mafhum dengan kebijakan Arab Saudi yang melarang tempat tersebut dikunjungi jemaah haji. Alhasil, meskipun tempat itu punya nilai sejarah, nyatanya tak bisa sepenuhnya dirasakan napak tilas dari bagian kehidupan Rasulullah SAW.

"Ya kalau sekadar foto-foto di luar bisa, tapi kalau mau masuk itu maktabah biasanya ditutup," ungkapnya.